1) Dasar teori
a) Tipe Data
Data yang diolah program aplikasi mempunyai tipe tertentu. Antara data yang satu dengan yang lainnya mungkin perlu dibedakan tipenya. Hal ini berkaitan erat dengan operasi-operasi tertentu yang dikenakan kepadanya, dan ukuran media penyimpanan atau memori yang dibutuhkan, serta terkait juga dengan ketelitian perhitungan. Oleh karena itu pemilihan tipe data sangat penting untuk dilakukan, supaya kita dapat menggunakan tipe data yang sesuai dengan memori yang sedikit dan tingkat ketelitian (presisi) sesuai kebutuhan. Pada dasarnya telah disediakan tipe-tipe data dasar (built-in type) yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh pemrogram, tetapi seringkali tipe-tipe data dasar tersebut belum mencukupi untuk dipakai dalam penyelesaian kasus tertentu. Oleh karena itu diberikan kebebasan kepada pemrogram agar dapat menciptakan suatu tipe data baru (user-defined type) yaitu dengan perintah type.
(1) Tipe Integer
Tipe data integer
digunakan untuk bilangan bulat atau bilangan yang tidak memiliki angka desimal.
Tipe data integer memiliki beberapa tipe yang tergantung pada rentang nilai
(jangkauan) dan ukuran penggunaan memori seperti pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Macam-macam Tipe Data Integer
Tipe Data |
Jangkauan |
Ukuran |
Byte |
0 – 255 |
1 Byte |
ShortInt |
-128 – 127 |
1 Byte |
Word |
0 – 65535 |
2 Byte |
SmallInt |
-32768 – 32767 |
2 Byte |
Integer |
-2147483648 – 2147483647 |
4 Byte |
Cardinal |
0 – 4294967295 |
4 Byte |
LongInt |
-2147483648 – 2147483647 |
4 Byte |
LongWord |
0 – 4294967295 |
4 Byte |
Int64 |
-2^63 – 2^63-1 |
8 Byte |
(2) Tipe
Real
Tipe data real digunakan untuk bilangan yang memiliki angka desimal.
Tipe data real memiliki seperti pada tabel 3.2 memiliki beberapa tipe yang
tergantung pada rentang nilai (jangkauan) dan ukuran penggunaan memori.
Tabel
3.2 Tipe Data real
Tipe Data |
Jangkauan |
Ukuran |
Significant |
Real |
5.0 x 10^-324 .. 1.7 x 10^308 |
8 Byte |
15-16
digit |
Real48 |
2.9 x 10^-39 .. 1.7 x 10^38 |
6 Byte |
11-12
digit |
Single |
1.5 x 10^-45 .. 3.4 x 10^38 |
4 Byte |
7-8
digit |
Double |
5.0 x 10^-324 .. 1.7 x 10^308 |
8 Byte |
15-16
digit |
Extended |
3.6 x 10^-4951 .. 1.1 x 10^4932 |
10
Byte |
19-20
digit |
Comp |
-2^63+1 .. 2^63 -1 |
8 Byte |
19-20
digit |
Currency |
-922337203685477.5808 ..
922337203685477.5807 |
8 Byte |
19-20
digit |
(3) Tipe
Boolean
Tipe data boolean digunakan untuk data logika
yang hanya berisi True (Benar) dan False (Salah). Ada tiga tipe data boolean
yang dapat digunakan seperti pada tabel 3.3 antara lain:
Tabel
3.3 Tipe Data Boolean
Tipe Data |
Ukuran |
ByteBool/Boolean |
1 Byte |
WordBool |
2 Byte |
LongBool |
4 Byte |
Variabel tipe data boolean dapat menerima penggunaan operator logika
AND, OR, dan NOT.
(4) Tipe
Character
Tipe data character digunakan untuk menyatakan
karakter dengan hanya satu karakter, dan terdiri dari tiga tipe seperti pada
tabel 3.4 yaitu:
Tabel
3.4 Tipe Data Character
Tipe Data |
Ukuran |
Keterangan |
Char |
1 Byte |
1 karakter ANSI |
AnsiChar |
1 Byte |
1 karakter ANSI |
WideChar |
2 Byte |
1 karakter Unicode |
(5) Tipe
String
Tipe data string
digunakan untuk menyatakan sederetan
karakter, misalnya nama, alamat, kota dan lain-lain. Adapun tipe-tipe dari data
string seperti pada tabel 3.5 yaitu:
Tabel 3.5. Tipe Data String
Tipe Data |
Jumlah Maksimum |
Ukuran |
String |
256
karakter |
2 –
256 Byte |
ShortString |
256 karakter |
2 –
256 Byte |
AnsiString |
231
karakter |
4 Byte
– 2 GB |
WideString |
230
karakter |
4 Byte
– 2 GB |
(1) Tipe
Array
Array adalah suatu variabel tunggal yang digunakan untuk menyimpan
sekumpulan data yang sejenis. Anda dapat menyalin array hanya dengan sebuah
nama. Dalam tipe data array digunakan nomor elemen (index) pada nama array.
Lihat contoh dibawah ini.
Var
Hari :
Array [1..7] of String;
Begin
Hari [1] : = ‘Senin’;
……………
……………
Hari
[7] : = ‘Minggu’;
End;
(2) Tipe
Terbilang dan Subrange
Tipe data terbilang (enumerated) dan subrange
digunakan untuk menyatakan data berurutan yang bertipe sama. Tipe subrange
adalah range dari nilai-nilai tertentu, yang mempunyai nilai terkecil dan nilai
terbesar. Lihat contoh dibawah ini.
Type
Bulan = 1..12;
Hari =
(Senin,Selasa,Rabu,Kamis,Jumat,Sabtu,Minggu);
Var
Nhari : Hari;
Nbulan : Bulan;
(3)
Tipe Himpunan
Tipe himpunan atau set digunakan untuk
menyimpan kumpulan nilai, dimana setiap anggota himpunan mempunyai tipe yang
sama. Perhatikan contoh dibawah ini.
Type atau Type
HimBulan = 1..12; Bulan = Set of
1..12;
Bulan = Set of HimBulan;
Var
Bln1, Bln2 : Bulan;
Begin
Bln1 := [1,2,3,4,5,6];
Bln2 := [7,8,9,10,11,12];
(4) Tipe
Record
Tipe data record digunakan untuk menyimpan
sekumpulan data yang terdiri dari elemen-elemen atau field yang saling
berhubungan. Elemen-elemen record dapat mempunyai tipe yang sama atau berbeda. Misalnya tipe data record yang digunakan untuk menampung data
barang terdiri dari kode, nama, dan harga barang. Kode dan nama dapat dipilih dari
tipe data String, sedangkan harga barang dapat dipilih dari tipe data Real.
Lihat contoh dibawah ini.
Type
DataBrg = Record;
Kode : String;
Nama : String;
Harga : Real;
end;
Var
RecBrg : DataBrg;
arRecBrg : Array[1..100]
of DataBrg;
(5)
Tipe
Variant
Tipe variant adalah data yang tipenya tidak
dapat ditentukan pada saat kompilasi, karena tipe variant dapat berubah-ubah
saat aplikasi dijalankan. Contoh:
Var
V1, V2, V3 : Variant;
Begin
V1 := ‘ Komputer’; {berisi
variant data string}
V2 := 7; {berisi variant data integer}
V3 := True; {berisi
variant data boolean}
Variant dapat diisi dengan semua tipe data
yang sederhana, seperti integer, real, string, boolean dan lain-lain. Variant
dapat dipakai dengan menggunakan operator +, =, *, /, div, mod, shl, shr, and,
or, xor, not, =, <>, <, >, <= dan >=. Contoh:
Var
V1,V2,V3 : Variant;
Begin
V1 := ‘1000’;
V2 := ‘2000’;
V3 := ‘3000’;
V1 := V1+V2+V3;
End;
b) Operator
Dalam melaksanakan proses
pengolahan data, Delphi menyediakan berbagai operator dengan hirarki atau
urutan proses pelaksanaan yang berbeda untuk beberapa operator yang dilibatkan
dalam suatu proses. Tabel 3.6 merupakan hirarki operator yang dimiliki Delphi.
Tabel 3.6 Hirarki Operator pada Delphi
Urutan |
Operator |
1 |
@, not |
2 |
*, /, div, mod, and, shl, shr, as |
3 |
+, -, or, xor |
4 |
=, <,>, <=, >=, <>, in, is |
(1)
Operator Pemberian
Operator
pemberian (assignment) adalah operator yang dituliskan dengan notasi “:=” (titik dua sama dengan) dan
berfungsi untuk memasukkan atau memberikan suatu nilai atau data ke dalam
sebuah variabel, dengan sintaks sebagai berikut :
Nama_Variabel := Ekspresi ;
(2) Operator Aritmatika
Berikut ini tabel 3.7
merupakan operator aritmatika yang dapat digunakan untuk mengerjakan proses
operasi aritmatika.
Tabel 3.7 Operator Aritmatika
Operator |
Fungsi |
Tipe yang |
|
Diperoses |
Hasil Proses |
||
* |
Perkalian |
Integer, Real |
Integer, Real |
/ |
Pembagian real |
Integer, Real |
Integer, Real |
+ |
Penjumlahan |
Integer, Real |
Integer, Real |
- |
Pengurangan |
Integer, Real |
Integer, Real |
Div |
Pembagian integer |
Integer |
Integer |
Mod |
Sisa hasil pembagian |
Integer |
Integer |
Contoh :
Angka1 : = 15 * 2; {Hasil 30}
Angka2 : = 18 / 2; {Hasil 9}
Angka3 : = 5 + 2; {Hasil 7}
Angka4 : = 5 – 2; {Hasil 3}
Angka5 : = 10 Div 3; {Hasil 3}
Angka6 : = 10 mod 3; {Hasil 1}
Hasil
pengerjaan 10 div 3 menghasilkan nilai 3 dengan pembulatan ke bawah, dan 10 mod
3 menghasilkan nilai 1 karena sisanya 1. Sedangkan untuk operasi perpangkatan,
Anda dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
Ab
= exp ( b * Ln (A))
Contoh
:
Angka1 : = 5;
Angka2 : = 2;
Hasil1 : = exp (Angka1 *
Ln (Angka2)); {Hasil 32 dari 25}
Hasil2 : = exp (Angka2 * Ln (Angka1)); {Hasil 25 dari 52}
(3)
Operator Relasi
Operator relasi
berfungsi untuk membandingkan suatu nilai (ekspresi) dengan nilai (ekspresi) yang lain
dan menghasilkan suatu nilai logika (boolean) yaitu True atau False. Kedua
nilai yang dibandingkan harus memiliki tipe data yang sama. Tabel 3.8
merupakan operator relasi yang
disediakan oleh Delphi.
Tabel
3.8 Operator Relasi pada Delphi
Operator |
Operasi |
Tipe Hasil Proses |
= |
Sama dengan |
Boolean |
<> |
Tidak sama dengan |
Boolean |
< |
Lebih kecil |
Boolean |
> |
Lebih besar |
Boolean |
<= |
Lebih kecil atau sama dengan |
Boolean |
>= |
Lebih besar atau sama dengan |
Boolean |
(4)
Operator Logika
Operator logika
dibagi menjadi dua kelompok : Operator bit dan operator boolean. Operator bit
berhubungan dengan
pergeseran atau pembandingan pada level bit. Operator boolean digunakan untuk
menyatakan satu atau lebih data atau ekspresi logika yang akan menghasilkan
nilai logika (boolean) yang baru True atau False seperti pada tabel 3.9.
Tabel 3.9 Macam-Macam Operator Logika
Operator |
Keterangan |
Tipe Data |
Tipe Hasil |
Dan |
Integer |
Boolean |
|
Or |
Atau |
Integer |
Boolean |
Not |
Tidak |
Integer |
Boolean |
Xor |
Exclusive Or |
Integer |
Boolean |
Shl |
Geser ke kiri |
Integer |
Boolean |
Shr |
Geser ke kanan |
Integer |
Boolean |
(5)
Operator Boolean
Operator boolean
selalu memberikan hasil true atau false seperti pada tabel 3.10, sedangkan
operasi bit melakukan operasi bit per bit pada nilai tipe integer.
Tabel 3.10 Operator Boolean
Operator |
Keterangan |
Tipe
Data |
Tipe
Hasil |
Dan |
Booloean |
Booloean |
|
Or |
Atau |
Booloean |
Booloean |
Not |
Tidak |
Booloean |
Booloean |
Xor |
Exclusive Or |
Booloean |
Booloean |
Operator logika
And hanya akan menghasilkan nilai True jika semua ekspresi yang menggunakan
operator And bernilai True. Apabila ada satu
ekspresi yang bernilai False maka operator logika And akan menghasilkan nilai
False
Contoh :
X : = (21 > 9) And (19 < 71); {Hasil X = True}
X : = (21 < 9) And (19 < 71); {Hasil X = False}
X : = (21 > 9) And (19 > 71); {Hasil X = False}
Operator logika
Or akan menghasilkan nilai True jika
salah satu dari seluruh ekspresi yang menggunakan operator Or bernilai True. Operator
Or hanya akan bernilai False jika semua ekspresi yang menggunakan operator Or
bernilai False.
Contoh :
X : = (21 > 9) Or (19 < 71); {Hasil X = True}
X : = (21 < 9) Or (19 < 71); {Hasil X = True}
X : = (21 < 9) Or (19 > 71); {Hasil X = False}
Operator logika Not merupakan operator yang menyatakan
kondisi kebalikan dari suatu ekspresi.
Contoh :
X : = Not (21 > 9) {Hasil X = False}
X : = Not (21 < 9) {Hasil X = True}
X : = Not (21 = 9) {Hasil
X = True}
Operator logika
Xor akan menghasilkan nilai True jika ekspresi yang terletak di kiri operator
Xor berbeda dengan ekspresi sebelah kanannya. Operator
Xor hampir memiliki fungsi yang sama dengan operator tidak sama dengan.
Contoh :
X : = (9 < 21) Xor (19 < 71); {Hasil X = False}
X : = (9 > 21) Xor (19 > 71); {Hasil X = False}
X : = (9 < 21) Xor (19 > 71); {Hasil X = True}
X : = (9 > 21) Xor (19 < 71); {Hasil
X = True}
2) Praktikum
a) Komponen Pada Form
Buatlah sebuah
program aplikasi segiempat untuk menghitung luas dan keliling persegi panjang
dengan input panjang dan lebar. Tampilan di layar misalnya seperti gambar 3.1
berikut:
Gambar 3.1 Komponen dalam Form Delphi |
Berdasarkan rancangan tampilan di atas, maka dibutuhkan empat komponen Label dan Edit, serta tiga komponen Button seperti pada gambar 3.2.
Gambar 3.2 Komponen Label, Edit, dan Button |
Setelah komponen ditambahkan sesuai kebutuhan, maka langkah selanjutnya dilakukan merubah atau mengganti nilai properti dari komponen tersebut. Untuk merubah nilai properti komponen dapat dilakukan secara langsung setelah satu komponen ditambahkan atau setelah semua komponen ditambahkan. Biasanya tidak semua properti komponen dirubah nilainya, tetapi hanya beberapa saja.
Ubahlah properti setiap
komponen yang ada seperti pada tabel 3.11 berikut:
Tabel
3.11 Komponen Aplikasi Segi Empat
Komponen |
Properti |
Value |
Form1 |
Caption |
PROGRAM APLIKASI SEGIEMPAT |
Height |
300 |
|
Name |
Frmkasus1 |
|
Width |
456 |
|
Label1 |
Caption |
PANJANG |
Name |
Label1 |
|
Label2 |
Caption |
LEBAR |
Name |
Label2 |
|
Label3 |
Caption |
LUAS |
Name |
Label3 |
|
Label4 |
Caption |
KELILING |
Name |
Label4 |
|
Edit1 |
Text |
Kosongkan |
Name |
Edit1 |
|
Edit2 |
Text |
Kosongkan |
Name |
Edit2 |
|
Edit3 |
Text |
Kosongkan |
Name |
Edit3 |
|
Edit4 |
Text |
Kosongkan |
Name |
Edit4 |
|
Button1 |
Caption |
INPUT |
Name |
Button1 |
|
Button2 |
Caption |
HITUNG |
Name |
Button2 |
|
Button3 |
Caption |
CLOSE |
Name |
Button3 |
a)
Menulis Kode Program
Kode
program adalah sederetan pernyataan-pernyataan atau instruksi-instruksi untuk
mengerjakan sesuatu, dan ditulis dalam code editor atau unit, tepatnya pada
bagian event procedure. Kode program ini akan dikerjakan bila terjadi suatu
event terhadap komponen. Misal bila di-klik Button1 maka dikerjakan kode
program event procedure Button1Click.
Untuk
membuka event procedure ini lakukan langkah-langkah sebagai berikut :
(1) Aktifkan komponen Button1
(2) Klik tab events pada jendela Object Inspector
(gambar 3.3)
Gambar 3.3 Tampilan Jendela Object Inspector |
(3) Klik event OnClick, lalu double klik pada
kolom kosong sebelah kanan. Kemudian tambahkan kode berikut ini
procedure TForm1.Button1Click(Sender: TObject);
begin
edit1.Text:='';
edit2.Text:='';
edit3.Text:='';
edit4.Text:='';
edit1.SetFocus;
end;
(4) Pada button 2 dan button 3 tambahkan kode
berikut. Cara menambahkan sama dengan button 1
procedure TForm1.Button2Click(Sender: TObject);
Var panjang, lebar, luas, keliling : Real;
begin
panjang := StrToFloat(edit1.Text);
lebar := StrToFloat(edit2.Text);
luas := panjang * lebar;
keliling := 2 * (panjang + lebar);
edit3.Text := FloatToStr(luas);
edit4.Text := FloatToStr(keliling);
end;
procedure TForm1.Button3Click(Sender: TObject);
begin
Application.Terminate;
end;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Meninggalkan Pesan