METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP/ MTs Muhammadiyah se-
Kota Surakarta dengan subyek penelitian siswa kelas VII reguler semester 2 tahun
ajaran 2016/2017.
2. Waktu
Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran
2016/2017 dengan tahapan sebagai berikut.
a.
Tahap
Perencanaan
Tahap perencanaan
terdiri atas pengajuan judul penelitian,penyusunan prosposal penelitian,
seminar proposal penelitian dan penyusunan instrumen penelitian. Tahap ini akan
dilakukan pada bulan Juni 2016 sampai Januari 2017
b.
Tahap
pelaksanaan
Tahap pelaksanaan
meliputi sampling, pengajuan ijin penelitian, uji coba instrumen, uji
normalitas dan homogenitas, eksperimen dan pengumpulan data. Tahap ini akan
dilaksanakan pada bulan Februari 2017 sampai April 2017.
c.
Tahap
Analisis Data
Analisis data penelitian
ini akan dilaksanakan pada bulan April 2017 sampai dengan Mei 2017
d.
Tahap
Penyusunan Laporan
Tahap penyusunan
laporan penelitian akan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan analisis
data, yaitu pada bulan Mei 2017 sampai dengan Juni 2017.
B.
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental semu (quasi experimental) karena
tidak memungkinkan bagi peneliti untuk mengontrol semua variabel yang relevan. Seperti yang dikemukakan Budiyono (2009: 82) “Tujuan eksperimental semu adalah
untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat
diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak
memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel yang
relevan”. Variabel bebas dalam
penelitian ini yaitu pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS berbasis AfL yang dikenakan terhadap kelas
eksperimen 1, model pembelajaran kooperatif tipe TPS yang dikenakan terhadap
kelas eksperimen 2 dan model pembelajaran langsung yang dikenakan terhadap
kelas kontrol. Sedangkan variabel bebas lain yang ikut
mempengaruhi variabel terikat adalah
karakteristik cara berpikir siswa. Dari masing-masing kelompok diatas yaitu eksperimen dan
kontrol terdiri dari empat kelompok siswa yaitu sekuensial konkrit (SK),
sekuensial abstrak (SA), acak konkrit (AK) dan acak abstrak (AA). Desain
penelitian ini adalah desai faktorial 3x4 yang dapat digambarkan sebagai
berikut:
Tabel 3.1
Tabel Faktorial Penelitian
|
Karakteristik
Cara Berpikir (B) |
||||
SK |
SA |
AK |
AA |
||
(b1) |
(b 2) |
(b 3) |
(b 4) |
||
Model
Pembelajaran (a) |
Kooperatif Tipe TPS berbasis AfL (a1) |
(ab)11 |
(ab)12 |
(ab)13 |
(ab)14 |
Kooperatif tipe TPS (a2) |
(ab)21 |
(ab)22 |
(ab)23 |
(ab)24 |
|
Langsung (a
3) |
(ab)31 |
(ab)32 |
(ab)33 |
(ab)34 |
Keterangan :
abij : prestasi siswa yang
dikenai model pembelajaran ke-ai
dengan karakteristik cara berpikir tipe ke-bj
Setelah perlakuan, ketiga kelas tersebut diukur dengan menggunakan alat ukur yang sama yaitu soal-soal tes prestasi belajar matematika. Hasil pengukuran tersebut dianalisis dan dibandingkan dengan tabel uji statistik yang digunakan. Sebelum dilakukan analisis, dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah kedua kelompok berasal dari populasi yang normal atau tidak, dan uji homogenitas untuk mengetahui apakah kedua kelompok mempunyai variansi yang sama atau tidak.
C. Populasi, Sampel dan Sampling
1. Populasi
Menurut
Sugiyono (2010: 61), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP/MTs
Muhammadiyah se-Kota Surakarta tahun
ajaran 2016/2017 yang menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
2. Sampel
Menurut
Sugiyono (2010: 62), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Penelitian pendidikan biasanya bertujuan untuk mempelajari sesuatu
yang berkenaan dengan sekelompok besar individu dengan mempelajari melalui
kelompok yang lebih kecil jumlahnya. Kelompok kecil yang diamati disebut
sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII
dari 3 sekolah yang terbagi dalam tiga kategori. Dasar
pengelompokan ini adalah nilai rata-rata matematika pada Ujian Nasional SMP/MTs Muhammadiyah Kota Surakarta tahun pelajaran 2015/2016.
3. Sampling
Sampling
adalah prosedur atau langkah-langkah penentuan sampel (Sukmadinata,
2006:266). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara stratified cluster random sampling. Menurut Budiyono (2003: 37) Sampling random
stratifikasi, populasi dibagi menurut
strata-strata, kemudian strata-strata tersebut ditarik anggota sampel
secara random dari sub populasinya, sedangkan sampling random kluster adalah
sampling random yang dikenakan berturut-turut terhadap unit-unit atau sub-sub populasi (kluster). Pengambilan sampel dengan cara
ini, kluster-kluster dianggap homogen dan untuk kluster yang dipilih, maka
setiap anggota dari kluster itu dipilih sebagai anggota sampel. Dalam penelitian ini tahapan yang dilakukan dalam
pengambilan sampel yaitu populasi diabgi menjadi tiga golongan berdasarkan pada
nilai rata-rata UN mata pelajaran Matematika tahun ajaran 2015/2016. Pembagian
kategori tingkatan sekolah tersebut berdasar ketentuan bahwa:
a.
Kelompok tinggi jika nilai matematika
siswa pada UN tahun pelajaran 2015/2016
untuk sekolah tersebut lebih dari rata-rata (
b.
Kelompok sedang jika nilai matematika siswa pada UN tahun pelajaran 2015/2016 untuk sekolah tersebut lebih
dari atau sama dengan rata-rata (
c.
Kelompok rendah jika nilai matematika siswa pada UN tahun pelajaran 2015/2016 untuk sekolah tersebut kurang dari rata-rata (
Selanjutnya
dari
masing-masing kategori diambil secara acak satu sekolah yaitu 1 sekolah dari
kelompok atas, 1 sekolah kelompok sedang dan 1 sekolah kelompok bawah. Dari sekolah yang terpilih kemudian diambil tiga kelas
VII secara acak untuk dijadikan sebagai kelompok eksperimen satu,kelompok
eksperimen dua dan kelompok kontrol.
D.
Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel penelitian
Pada penelitian
ini terdapat satu variabel terikat dan
dua
variabel bebas. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Variabel
terikat
Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah prestasi belajar matematika siswa
1)
Definisi
operasional : prestasi belajar matematika adalah penilaian hasil usaha yang dicapai
siswa dalam mengerjakan atau mengikuti pelajaran matematika yang menimbulkan
perubahan diri berupa kemampuan mentransformasi informasi yang ditunjukkan
dengan hasil yang berupa nilai.
2)
Indikator
: nilai tes matematika pada materi Segiempat
3)
Skala
pengukuran : Interval
4)
Simbol
: aibj dimana i = 1, 2, 3 dan j = 1, 2, 3, 4
b.
Variabel bebas
1)
Model pembelajaran
a)
Definisi Operasional: suatu prosedur
sistematis dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang
digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
b)
Indikator: langkah-langkah dari masing-masing model pembelajaran.
c)
Skala
pengukuran : skala nominal
d)
Simbol: ai dengan i = 1, 2, 3
2)
Karakteristik
Cara Berpikir Siswa
a)
Definisi Operasional: Cara-cara yang
dikembangkan
oleh masing-masing siswa sesuai dengan diri dan kemampuan yang ada pada diri
siswa sebagai hasil dari pembawaan serta lingkungan sekitar dalam menentukan
keberhasilannya.
b)
Indikator
: banyaknya pilihan jawaban siswa pada masing-masing kolom pada angket
karakteristik cara berpikir siswa
c)
Skala pengukuran: skala interval yang
kemudian diubah menjadi skala nominal yang dibagi menjadi empat tipe yaitu sekuensial konkret, sekuensial
abstrak, acak konkret, dan acak abstrak. Penggolongan karakteristik cara
berpikir siswa berdasarkan kecenderungan skor tertinggi pada tipe yang sesuai.
Siswa yang mempunyai skor tertinggi pada tipe tertentu menunjukkan bahwa siswa
tergolong tipe tersebut. Apabila terdapat dua tipe yang memiliki skor tertinggi maka siswa tersebut
tidak tergolong tipe yang manapun.
d)
Simbol: bj dimana j = 1, 2, 3, 4
2. Metode Pengumpulan Data
Adapun
metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga cara, yaitu
metode tes, metode angket, dan metode dokumentasi.
a.
Metode
Tes
Dalam penelitian ini metode tes digunakan untuk
memperoleh data atau mengukur prestasi belajar matematika pada pokok Segiempat . Adapun prosedur pelaksanaan penelitian ini meliputi
tahapan-tahapan sebagai berikut:
1)
Menentukan
materi yang akan digunakan untuk membuat soal
2)
Menentukan
bentuk soal yang akan dibuat yaitu obyektif
3)
Menyusun
tabel kisi-kisi soal tes
4)
Menjabarkan
kisi-kisi dalam bentuk butir-butir soal
5)
Prosedur
pemberian skor untuk jawban tes sebagi berikut: benar diberi skor 1 dan salah
diberi skor 0
6)
Ujicoba
tes
b.
Metode
Angket
Metode
angket yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data mengenai
karakteristik berpikir siswa. Angket yang digunakan berupa angket baku yang
diberikan kepada subyek penelitian yang diadopsi dari suatu angket tentang
karakteristik cara berpikir siswa yang dibuat oleh John Park Le Teler (dalam De
Potter dan Hernacki, 2011: 124)
c.
Metode
Dokumentasi
Metode dokumentasi dalam penelitian ini untuk memperoleh data siswa dan nilai rata-rata Ujian Nasional matematika tahun pelajaran 2015/2016 yang digunakan untuk mengetahui kategori sekolah. Serta nilai UAS semester gasal pada kelas VII tahun ajar 2016/2017 untuk mata pelajaran matematika, yang digunakan untuk menguji keseimbangan data.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan
landasan teori dan kerangka berpikir dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
1.
Model
pembelajaran kooperatif tipe TPS berbasis AfL menghasilkan prestasi belajar
yang lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif tipe TPS dna model
pembelajaran langsung. Sementara itu, model pembelajaran kooperatif tipe TPS
menghasilkan presatasi belajar yang lebih baik daripada model pembelajaran langsung.
2.
Siswa
yang memiliki karakteristik cara berpikir tipe sekuensial abstrak (SA) dan tipe
acak konkrit (AA) menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa
yang memiliki karakteristik cara berpikir tipe sekuensial konkret (SK) dan tipe
acak abstrak (AK). Sementara itu, sedangkan siswa yang memiliki karakteristik
cara berpikir sekuensial abstrak (SA) menghasilkan prestasi belajar yang sama
baiknya dengan siswa yang memiliki karakteristik cara berpikir tipe acak
konkret (AA). Sedangkan siswa yang memilki karakteristik cara berpikir tipe
sekuensial konkret (SK) menghasikan prestasi yang sama baiknya dengan siswa
yang memiliki karakteristik siswa yang memiliki karakteristik cara berpikir tipe
acak abstrak (AK).
3.
Hipotesis
penelitian pada masing-masing karakteristik cara berpikir
a)
Pada
karakteristik cara berpikir siswa tipe sekuensial konkrit (SK) prestasi belajar
siswa yang diberi model pembelajaran TPS berbasis AfL lebih baik dari pada
model pembelajaran TPS dan langsung. Serta prestasi siswa yang diberi model
pembelajaran TPS lebih baik dari pada model langsung.
b)
Pada
karakteristik cara berpikir tipe sekuensial abstrak (SA) prestasi belajar siswa
yang diberi model pembelajaran TPS berbasis AfL dan model pembelajaran TPS
lebih baik dari pada langsung. Sedangkan prestasi belajar siswa yang diberi
model pembelajaran TPS berbasis AfL sama baiknya dengan model pembelajaran TPS.
c)
Pada
karakteristik acak konkrit (AK) prestasi belajar siswa yang diberi model
pembelajaran TPS berbasis AfL, model pembelajaran TPS dan model langsung sama
baiknya
d)
Pada
karakteristik acak abstrak (AA) prestasi belajar siswa yang diberi model
pembelajaran TPS berbasis AfL dan model pembelajaran TPS lebih baik dari pada langsung.
Sedangkan prestasi belajar siswa yang diberi model pembelajaran TPS berbasis
AfL sama baiknya dengan model pembelajaran TPS.
4.
Hipotesis
penelitian pada masing-masing model pembelajaran
a) Pada model pembelajaran kooperatif tipe TPS berbasis AfL,
prestasi belajar matematika siswa yang memiliki karakteristik cara berpikir
sekuensial abstrak (SA) sama baiknya dengan tipe acak konkret (AA) dan prestasi
belajar matematika siswa yang memilki karakteristik cara berpikir tipe
sekuensial konkret (SK) sama baiknya dengan tipe acak abstrak (AK) dan acak
konkret (AA) lebih baik dari pada siswa yang memiliki karakteristik cara
berpikir tipe acak abstrak (AA) dan sekuensial konkret (SK). Sedangkan prestasi
belajar matematika siswa yang memiliki karakteristik cara berpikir sekuensial
abstrak (SA) sama baiknya dengan tipe acak konkret (AA) dan prestasi belajar
matematika siswa yang memilki karakteristik cara berpikir tipe sekuensial
konkret (SK) sama baiknya dengan tipe acak abstrak (AK)
b) Pada model pembelajaran kooperatif tipe TPS, prestasi belajar matematika siswa yang memiliki karakteristik cara berpikir sekuensial abstrak (SA) dan sekuensial konkrit (SK) lebih baik dengan tipe acak konkret (AA), prestasi belajar matematika siswa yang memilki karakteristik cara berpikir tipe sekuensial konkret (SA) sekuensial konkrit (SK) lebih baik dengan tipe acak abstrak (AK) dan siswa yang memiliki karakteristik cara berpikir SA sama baiknya dengan siswa yang memiliki karakteristik cara berpikir tipe SK.
c). Pada model pembelajaran langsung, prestasi belajar siswa yang memiliki karateristik cara berpikir tipe sekuensial abstrak (SA) lebih baik dari pada siswa dengan karakteristik cara berpikir sekuensial konkrit (SK), acak konkrit (AK) dan acak abstrak (AA). Siswa yang memiliki karakteristik cara berpikir sekuensial konkrit (SK) sama baiknya dengan siswa yang memiliki karakteristik cara berpikir acak konkrit (AK) dan acak abstrak (AA).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Meninggalkan Pesan