DAFTAR ISI
I. Konsep Kewirausahaan dan
Karakteristik Kewirausahaan
1.
Definisi
Wirausaha dan Kewirausahaan
2.
Karakteristik
Pribadi Wirausaha
3.
Peran Wirausaha
Bagi Lingkungannya
4.
Mitos dalam
Kewirausahaan
5.
Wirausaha,
Manajer dan Organisasi
II.
Pengembangan Kreativitas
1.
Definisi
Kreativitas
2.
Atribut dari
Kreativitas
3.
Proses
Kreativitas
4.
Hubungan
Kreativitas dengan Kewirausahaan
5.
Manajemen
Kreativitas
III.
Pengembangan Ide Usaha
1.
Sumber Penemuan
Ide-Ide Baru
2.
Metode
Pengembangan Ide
3.
Creative
Problem Solving
4.
Proses
Perencanaan dan Pengembangan Produk
5.
Manajemen
Proses Produk Baru
IV.
Penyusunan Rencana Usaha
1.
Definisi
Rencana Usaha dan Manfaat Rencana Usaha
2.
Informasi yang
dibutuhkan
3.
Internet
sebagai Sumber Informasi
4.
Pembuatan
Rencana Usaha
5.
Penggunaan dan
Implementasi Rencana Usaha
6.
Alasan Kegagalan
Rencana Usaha
V.
Memulai dan Mengembangkan Usaha
VI.
Inovasi dan Manajemen Inovasi
1.
Pengertian
Inovasi
2.
Definisi
Inovasi
3.
Inovasi Di
Bidang Proses
4.
Inovasi Di
Bidang Produk
5.
Tingkat
Kecanggihan Penerapan Inovasi
6.
Pengertian
Manajemen Inovasi
VII.
Pasar dan Pemasaran
VIII.
Sumber Pendanaan Usaha
==========================================================================
==========================================================================
PENDAHULUAN
Sesuai dengan pengelompokkan program
pembangunan di bidang ekonomi menurut Program pembangunan nasional 2000 – 2004
ke dalam tujuh kelompok program antara lain kelompok program pertama, yaitu
menanggulangi kemiskinan dan memenuhi kebutuhan pokok masyarakat dan kelompok
program kedua, yaitu mengembangkan usaha skala mikro, kecil menengah dan
koperasi, maka program-program yang harus dilaksanakan dan penting untuk
digarisbawahi adalah :
1.
Program penciptaan iklim usaha yang kondusif
2.
Program peningkatan akses kepada sumber daya produktif
3. Program pengembangan kewirausahaan dan kredit usaha kecil
menengah berkeunggulan kompetitif
==================================================================
==================================================================
BAB I
KONSEP DAN
KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN
I.
Definisi
Wirausaha dan Kewirausahaan
Wirausaha adalah orang yang mengambil resiko dengan jalan
membeli barang sekarang dan menjual kemudian dengan harga yang tidak pasti (Cantillon).
Wirausaha adalah orang yang memindahkan sumber-sumber ekonomi
dari daerah dengan produktivitas rendah ke daerah dengan produktivitas dan
hasil lebih tinggi (J.B Say).
Wirausaha adalah orang yang menciptakan cara baru dalam
mengorganisasikan proses produksi (Schumpeter).
Tugas Wirausaha adalah melakukan sesuatu dengan cara
yang berbeda, bukan hanya sekadar dengan cara yang lebih baik.
II.
Karakteristik
Pribadi Wirausaha
Sifat kepribadian
wirausaha dipelajari guna mengetahui karakteristik perorangan yang membedakan
seorang wirausaha dan bukan wirausaha.
David McCleland mengindikasikan ada korelasi positif antara tingkah laku orang yang
memiliki motif prestasi tinggi dengan tingkah laku wirausaha.
Karakteristik
orang-orang yang mempunyai motif prestasi tinggi adalah:
1. Memilih resiko “moderate” Dalam tindakannya dia memilih melakukan sesuatu yang ada
tantangannya, namun dengan cukup kemungkinan untuk berhasil.
2. Mengambil tanggung jawab pribadi atas
perbuatan-perbuatan. Artinya kecil sekali kecenderungan untuk mencari “kambing hitam” atas kegagalan atau
kesalahan yang dilakukannya.
3. Mencari umpan balik (feed back)
tentang perbuatan-perbuatannya.
4. Berusaha melakukan sesuatu dengan
cara-cara baru.
Upaya untuk
mengungkapkan karakteristik utama wirausaha juga dilakukan oleh para ahli
dengan menggunakan teori letak kendali (locus
of control) yang dikemukakan oleh J.B. Rotter. Teori letak kendali
menggambarkan bagaimana meletakkan sebab dari suatu kejadian dalam hidupnya.
Apakah sebab kejadian tersebut oleh faktor dalam dirinya dan dalam lingkup
kendalinya atau faktor
diluar kendalinya.
Dua kategori letak
kendali menurut Rotter yaitu:
- Internal
Orang yang
beranggapan bahwa dirinya mempunyai kendali atas apa yang akan dicapainya.
Karakteristik ini sejalan dengan karakteristik wirausaha seperti lebih cepat
mau menerima pembaharuan (inovasi).
- Eksternal
Orang yang
beranggapan keberhasilan tidak semata tergantung pada usaha seseorang,
melainkan juga oleh keberuntungan, nasib, atau ketergantungan pada pihak lain,
karena adanya kekuatan besar disekeliling seseorang.
Management Systems
International menyebutkan karakteristik pribadi wirausaha (personal entrepreneurial characteristics) sebagai berikut:
1. Mencari peluang
2. Keuletan
3. Tanggungjawab terhadap pekerjaan
4. Tuntutan atas kualitas dan efisiensi
5. Pengambilan resiko
6. Menetapkan sasaran
7. Mencari informasi
8. Perencanaan yang sistematis dan
pengawasannya
9. Persuasi dan jejaring/koneksi
10. Percaya diri
III.
Peran Wirausaha Bagi Lingkungannya
Dalam pandangan
Schumpeter, seorang wirausaha adalah inovator. Hanya seseorang yang sedang
melakukan inovasi yang dapat disebut sebagai wirausaha. Mereka yang tidak lagi
melakukan inovasi, walaupun pernah, tidak dapat lagi dianggap sebagai
wirausaha. Wirausaha bukanlah jabatan, melainkan suatu peran.
Berdasarkan
pengertian tentang wirausaha yang telah dibahas sebelumnya dapat disimpulkan
bahwa peran wirausaha yang utama bagi lingkungannya adalah sebagai berikut:
-
Memperbaharui dengan “merusak secara kreatif”.
Dengan keberaniannya melihat
dan mengubah apa yang sudah dianggap mapan, rutin, dan memuaskan.
-
Inovator
Menghadirkan
hal yang baru di masyarakat.
-
Mengambil dan memperhitungkan resiko
-
Mencari peluang dan memanfaatkannya
-
Menciptakan organisasi baru
IV.
Mitos dalam Kewirausahaan
Berikut ini
rincian mitos kewirausahaan yang dikumpulkan oleh Michael Robert dan Alan
Weiss, dan sejumlah bukti yang dikumpulkan dari berbagai sumber yang menetang
mitos tersebut.
1.
Wirausaha adalah
pengambil resiko besar.
- Wirausaha bukan pengambil resiko
besar, melainkan seorang yang menghitung resiko yang akan diambilnya. Tantangan
ada namun dengan upaya akan dapat dicapai.
- Wirausaha bijaksana dalam memilih
resiko dan bukan penjudi.
2.
Wirausaha adalah
pemilik usaha, bukan pegawai.
- Yang mengubah restoran “fast food”
McDonald’s menjadi raja dibidang “franchising”
adalah Ray Kroc, pimpinan perusahaan, dan bukan pemiliknya yaitu McDonald
bersaudara.
- Intrepreneur di dalam perusahaan
bukanlah pemilik.
3.
Inovasi hanya di
perusahaan kecil.
- Inovasi dilakukan dengan ketrampilan
atau keahlian dan bukan pembawaan atau milik budaya tertentu. Ia dilakukan
dimana-mana.
- Musuh inovasi adalah birokrasi yang
terdapat di perusahaan besar ataupun kecil.
4.
Inovasi adalah
gagasan besar.
Sebagian
keberhasilan besar dimulai dari gagasan baru yang sederhana, misalnya “walkman” muncul sebagai produk baru yang
sukses berasal dari keinginan tetap mendengar musik secara pribadi selagi
berolahraga.
5.
Wirausaha adalah
pencetus gagasan saja.
Seorang
inovator terjun langsung menerapkan gagasannya.
6.
Wirausaha
menyediakan sarananya termasuk modal sendiri.
- Wirausaha tidak sama dengan
kapitalis.
- Wirausaha menggunakan sarana yang ada
dengan cara baru.
7.
Inovasi datang
mencuat bagai kilat dari seorang genius.
- Ray Kroc memperbaharui bisnis
hamburger dengan mengadakan pengamatan terus-menerus atas restoran McDonald’s.
- Fred Smith menghasilkan
“undergraduate thesis” model distribusi barang kiriman kecil (parcel) dari
pengamatan di kantor pos dan perusahaan pengiriman UPS. Thesisnya dinilai C-
oleh dosennya, namun gagasannya setelah diterapkan menjadi perusahaan Federal
Express yang sangat sukses.
8.
Wirausaha
dilahirkan dan kewirausahaan tidak dapat dilatihkan.
Seperti
ketrampilan dokter atau pengacara, ketrampilan kewirausahaan dapat dilatihkan.
V.
Wirausaha,
Manajer dan Organisasi
Peran wirausaha
pendiri adalah melahirkan suatu organisasi baru, baik sendiri maupun bersama
suatu kelompok. Setelah lahir maka wirausaha pendiri melakukan upaya
pengembangan organisasi hingga sampai organisasi tidak lagi tergantung pada
pendiri. Pelaksanaan organisasi
memerlukan manajemen yang menguatkan organisasi dengan sistem manajemen dan
mengurangi ketidak-pastian dan ketergantungan pada faktor subjektivitas
pendiri.
Dalam diagram
berikut ini diperlihatkan bagaimana orientasi manajemen, yang menciptakan
birokrasi, yang berbeda dengan orientasi kewirausahaan, yang menciptakan
inovasi:
GAMBAR 1 :
MANAJEMEN VS KEWIRAUSAHAAN
Berdasarkan
gambar diatas, manajemen dan kewirausahaan diperlukan dalam organisasi yang
ingin sukses. Dalam tabel berikut dapat digambarkan bagaimana penggabungannya
untuk dapat menghasilkan organisasi yang ideal.
GAMBAR 2 : MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN
(Matrix Posisi Keunggulan & Permasalahan
Strategis)
Pengembangan
sistem dan budaya organisasi harus dapat menampung manajemen yang baik dan juga
adanya kewirausahaan. Salah satu pola yang ada untuk menampung kewirausahaan di
dalam organisasi mapan adalah wirausaha-intra (intrapreneurs). Pengembangan kewirausahaan di dalam perusahaan
dapat terjadi pada tiga tingkatan, yaitu:
-
Individual (intrapreneurs / product champions)
-
Kelompok kerja (entrepreneurial team / skunworks)
-
Oganisasi / Perusahaan (entrepreneurial organization)
Di Indonesia tidak
jarang ditemui perusahaan yang berada dalam kotak “Tidak Layak Untuk Terus” yaitu
baik manajemen dan kewirausahaan yang dimilikinya belum cukup menyiapkan
manajemennya dan sudah “meninggalkan” perusahaan untuk membangun bisnis baru.
Wirausaha pendiri dapat dianggap sempurna bila organisasi yang didirikannya
dapat mencapai kotak “ideal” yaitu baik manajemennya dan kewirausahaan
organisasinya dalam taraf “baik”.
==========================================================
BAB II
PENGEMBANGAN
KREATIVITAS
2.1
Definisi
Kreativitas
Kreativitas merupakan kemampuan
seseorang dalam membuat sesuatu menjadi baru dalam keberadaannya. Kreativitas juga berhubungan dengan adanya
perubahan ide. Beberapa contoh orang yang memiliki kreativitas dalam bidangnya
yaitu Pablo Picasso maestro dalam
seni lukis mengatakan bahwa dampak dari kreasi adalah dampak pertama dari suatu
pengrusakan.
2.2
Atribut dari
Kreativitas
Karakteristik orang yang kreatif
terdiri dari beberapa atribut seperti:
a.
Terbuka dengan pengalaman.
b.
Observasi – melihat sesuatu hal dengan sudut pandang lain.
c.
Memiliki rasa penasaran tinggi.
d. Mau menerima dan mempertimbangkan
pendapat berbeda.
e.
Indepen dalam mengambil keputusan, pikiran dan tindakan.
f.
Percaya diri.
g.
Mau mengambil resiko terhitung.
h.
Sensitif terhadap masalah.
i.
Fleksibel
j.
Responsif pada pemikiran.
k.
Motivasi tinggi.
l.
Kemampuan untuk konsentrasi.
m. Selektif
n.
Bebas dari rasa takut dan gagal.
o.
Memiliki daya pikir imajinasi yang baik.
2.3
Proses
Kreativitas
Berdasarkan fungsi otak dibedakan
atas fungsi otak kiri yang menangani berpikir logika, rasional, dan analitik
sedangkan fungsi otak kanan mengatur
tingkat emosional dan pengalaman intuisi.
Kreativitas memerlukan kedua fungsi
otak tersebut.
Berikut ini proses dari kreativitas :
TAHAP KREATIVITAS
|
AKTIVITAS
|
GAYA PSIKOLOGI
|
Ketertarikan
|
Penelitian lingkungan
|
Intuisi / emosi
|
Persiapan
|
Persiapan perjalanan
|
Detail / perencanaan
|
Pengendapan
|
“mulling things over”
|
Intuisi
|
Penerangan
|
Pengalaman yg ada
|
Intuisi
|
Verifikasi
|
Riset pasar
|
Detail / rational
|
Eksplorasi
|
Captain of industri
|
Detail / rational
|
2.4
Hubungan
Kreativitas dengan Kewirausahaan
Hubungan kreativitas dengan
kewirausahaan sangat erat dan terkadang overlap
walaupun tidak sama diantara keduanya.
Berikut ini bentuk hubungan antara kreativitas dengan
kewirausahaan :
Berdasarkan atas gambar diatas maka hubungan antara kreativitas dengan kewirausahaan dibedakan atas 4 kategori :
Berdasarkan atas gambar diatas maka hubungan antara kreativitas dengan kewirausahaan dibedakan atas 4 kategori :
1.
Kategori 1
Perusahaan dengan kreativitas tinggi
tetapi sedikit dalam penggunaan konsep kewirausahaan seperti Manajemen artis
yang harus menampilkan artis berbeda dengan sebelumnya dalam beberapa hal
seperti penampilan tetapi hanya bergerak dalam bidang hiburan dimana artis
tersebut terlibat.
2.
Kategori 2
Perusahaan dengan kreativitas rendah tetapi memakai banyak konsep
kewirausahaan yaitu perusahaan
franchising fast food seperti McDonald’s dimana kreativitas rendah karena
perusahaan ini harus mengikuti peraturan dari pemberi franchising (franchisor)
sedangkan berdasarkan kewirausahaan konsep franchising merupakan konsep usaha
yang baik
3.
Kategori 3
Perusahaan dengan
kreativitas tinggi dan tinggi dalam penggunaan konsep kewirausahaan seperti
Perusahaan Film dimana memerlukan kreativitas tinggi dalam menciptakan
film-film bermutu dan diterima masyarakat.
Mereka mengembangkan berbagai jenis film dengan berbagai lapisan
penonton atau melakukan diversifikasi produk sesuai konsep kewirausahaan.
4.
Kategori 4
Perusahaan yang tidak menggunakan
kreativitas dan kewirausahaan dalam melaksanakan kegiatannya seperti pada
birokrasi pemerintah (bersifat birokrasi penuh) yang hanya menjalankan
kegiatannya berdasarkan masa lalu saja.
2.5
Manajemen
Kreativitas
Kreativitas merupakan nilai penting
dalam kompetisi dalam segala bidang. Untuk itu kreativitas harus dipelihara dan
dikembangkan dengan mengaturnya melalui manajemen kreativitas yang baik.
Kreativitas dapat dibentuk atau dikembangkan dengan beberapa cara seperti
berikut ini :
1.
Menciptakan keterbukaan dengan struktur organisasi desentralisasi.
2.
Mendukung iklim terciptanya eksperimen-eksperimen kreativitas.
3.
Mendorong sikap eksperimental.
4.
Mengedarkan cerita-cerita sukses.
5.
Menekankan peran dari seorang pemenang.
6.
Menitikberatkan komunikasi pada semua level manajemen.
7.
Ketersediaan sumber daya untuk inisiatif baru.
8.
Memastikan bahwa ide-ide baru
tidak mudah dimusnahkan.
9.
Mengurangi birokrasi dari proses alokasi sumber daya.
10. Menyediakan penghargaan financial dan
non financial bagi suatu kesuksesan yang didapat.
11. Memastikan budaya organisasi yang
mendukung pengambilan resiko dan ketidakraguan.
12. Meminimalisasikan campur tangan
administrasi.
13. Memberikan kebebasan dari pengawasan
dan pengevaluasian.
14. Menghilangkan deadline.
15. Mendelegasikan tanggungjawab untuk
aktivitas baru.
==========================================================
BAB III
PENGEMBANGAN IDE
USAHA
I.
SUMBER PENEMUAN
IDE-IDE BARU
Sumber ide biasanya berkaitan dengan hal-hal atau
kegiatan yang menyangkut organisasi atau lembaga yang ada hubungannya dengan
bisnis, seperti :
1.1 Konsumen
Dengan
memperhatikan potensial konsumen terutama needs
dan wants mereka maka dapat menimbulkan ide-ide usaha
baik untuk produk baru ataupun perbaikan dari produk yang sudah ada.
Seperti need konsumen peminum kopi yang tinggi
akan macam cita rasa kopi serta want mereka
akan tempat minum kopi yang memungkinkan mereka menikmati kopi dengan santai
dan beramai-ramai dengan kolega mendorong tumbuhnya warung kopi di mal-mal atau
perkantoran baik dari luar negeri (Coffe Bean dan Starbucks) serta dari dalam
negeri (Kopi Luwak, Nescafe dll).
1.2 Perusahaan yang sudah ada
Terkadang dari
produk yang sudah ada dipasar belum memenuhi tingkat kebutuhan konsumen
sehingga diperlukan perbaikan produk ataupun pengembangan produk tersebut.
Selain itu
penanganan perusahaan terhadap produk yang tidak baik juga dapat mendorong
terciptanya ide untuk cara menangani produk yang dapat menciptakan produk lebih
sesuai dengan konsumen. Contohnya adalah pada industri mobil tahun 1990 an
dimana Toyota Kijang dari Toyota menguasai pasar mobil niaga khususnya yang
memiliki bonnet (hidung) karena tidak mempunyai pesaing. Hal ini mendorong
pabrik lain seperti Isuzu mengeluarkan Isuzu Panther dan Mitsubishi yang mengeluarkan Mitsubishi Kuda.
1.3 Saluran Distribusi
Pendistribusian
yang tidak merata atau tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen dapat menimbulkan
ide-ide usaha untuk menyempurnakan produk ataupun menciptakan produk baru.
Contohnya adalah
Pendistribusian Pendapatan Negara yang tidak berimbang ke daerah menimbulkan
timbulnya sistem pemerintahan otonomi daerah yang dirasakan daerah lebih adil.
1.4 Pemerintah
Ada dua cara
sumber pengembangan ide dari pemerintah yaitu pertama, melalui dokumen hak-hak
paten yang memungkinkan pengembangan sejumlah produk baru. Kedua, melalui
pengaturan pemerintah kepada dunia bisnis yang bisa memungkinkan munculnya
gagasan produk baru. Misalnya adalah peraturan pemerintah mengenai kebersihan
udara melalui pengurangan emisi gas buang kendaraan memungkinkan munculnya usaha-usaha produk
pengurang emisi seperti bahan bakar tanpa timbal dan produk catalitic converter (penyaring gas
buang) kendaraan.
1.5 Penelitian dan Pengembangan
Melalui penelitian
dan pengembangan memungkinkan timbulnya gagasan produk baru atau perbaikan dari
produk yang sudah ada.
Contohnya adalah
penelitian terhadap penyakit flu menghasilkan jenis obat flu yang tidak membawa
efek mengantuk.
Walaupun
terdapat banyak pendekatan untuk mencari sumber ide bagi produk atau jasa,
proses ini dapat dipercepat dengan penggunaan saran-saran berikut :
a. Kebutuhan akan Sumber Penemuan.
Penemuan yang
berasal dari persepsi kebutuhan yang jelas ingin dipenuhi dan banyak produk
atau jasa yang telah dikembangkan dari persepsi tersebut seperti kebutuhan
irigasi di daerah langka air, mahal, dan agak bergaram memungkinkan seorang wirausaha memproduksi peralatan
penetes air sesuai metode irigasi yang
sesuai.
b. Hobi atau Kesenangan Pribadi.
Hobi atau minat
pribadi adakalanya bisa mendorong bisnis baru. Contohnya adalah orang yang
memiliki hobi mobil dan kebersihan tubuh akan membuat usaha bengkel dengan
salon sehingga pemilik mobil dapat mengurus tubuhnya sementara mobilnya
dibengkel.
c. Mengamati
Kecenderungan-kecenderungan.
Kecenderungan dan
kebiasaan dalam mode merupakan sumber gagasan untuk melakukan usaha. Peluang yang terlihat oleh pengamat dan
mendorong wirausaha mengerjakan sesuatu yang baru pada saat yang tepat. Contohnya adalah saat mode pakaian bermerek
tumbuh maka marak bisnis factory outlet di kota Bandung dan Jakarta
d. Mengamati Kekurangan-kekurangan
produk dan jasa yang ada.
Kekurangan pada
produk dilakukan dengan memperbaiki kinerja
atau menambah keunggulan yang diperlukan. Contohnya
e. Mengapa Tidak Terdapat ?
Peluang timbulnya
usaha baru adakala datang dari pertanyaan “Mengapa tidak terdapat….?”. Seperti
contoh tidak adanya cairan penghapus tinta merupakan peluang mendirikan usaha
baru yang disebabkan tidak adanya alat untuk menghapus tinta.
f. Kegunaan lain dari Barang-barang
Biasa.
Banyak produk
komersil berasal dari penerapan barang-barang biasa untuk kegunaan lain yang
bukan kegunaan yang dimaksudkan dari barang itu. Barang tersebut dari perubahan karakter dan
kegunaan dari barang akhir hingga pengembangan penerapan baru barang yang tidak
terpakai. Seperti Kit Wash dan Wax yang merupakan penambahan wax (cairan
pengkilat) pada shampo mobil yang ada sehingga kita tidak perlu membeli wax.
g. Pemanfaatan Produk dari Perusahaan
lain.
Produk atau
perusahaan baru dapat terbentuk sebagai perusahaan yang memanfaatkan produk
dari perusahaan yang ada. Misalnya seorang pegawai pada perusahaan yang
memproduksi cairan pembersih mobil berusaha mendapatkan tambahan penghasilan
dengan membuat salon mobil panggilan pada malam hari atau hari libur dan
konsumennya puas dan menjadi pelanggan tetap hingga penghasilannya melebihi
penghasilan di kantor. Hal itu membuatnya memutuskan mendirikan salon mobil
tetap.
Menurut penelitian
di Amerika yang dilakukan oleh NFIB Foundation (1990), sumber ide untuk bisnis
baru adalah sebagai berikut :
-
Dari pekerjaan terdahulu (43%)
-
Hobi / Minat pribadi (18%)
-
Adanya kesempatan / peluang (10%)
-
Saran orang lain (8%)
-
Pendidikan / Kursus (6%)
-
Teman / Saudara (6%)
-
Bisnis keluarga (6%)
-
Lain-lain (3%)
II.
PENYARINGAN IDE
Dari
sekian banyak ide yang didapat, kemudian dipilih ide produk apa yang paling
baik untuk bisnis yang kita lakukan. Ada berbagai cara untuk melakukan
pemilihan ide produk, dimana salah satu cara adalah dengan melakukan proses
tahapan sebagai berikut dibawah ini :
a.
Macro Screening
Dari ratusan ide
yang mungkin didapat, pilihlah sekitar 20 ide yang mempunyai potensi bisnis.
Disini kriteria yang digunakan untuk memilih masih umum sekali, yaitu yang
mempunyai potensi bisnis.
b.
Micro Screening
Dari 20 ide produk
yang ada, kemudian dipilih lagi menjadi 5 ide dengan menggunakan kriteria
tertentu.
Sebagai contoh
kriteria dapat menggunakan beberapa faktor, misalnya :
1. Tersedianya pasar lokal
2. Tersedianya tenaga kerja lokal
3. Tersedianya bahan baku
4. Tersedianya teknologi
5. Mendapat prioritas dari pemerintah
6. Peluang di masa yang akan datang
7. Dan sebagainya.
Dengan adanya
pemilihan bertahap tersebut, diharapkan kita dapat mempunyai alternatif
beberapa ide produk yang akan dikembangkan lebih lanjut
Ide / Gagasan Yang Tepat
Suatu bisnis yang
baik harus mempertimbangkan pelaku dan situasi atau lingkungan yang sesuai
untuk bisnis tersebut. Oleh karena itu ide produk yang baik harus
memperhitungkan kemampuan calon wirausaha dan situasi / lingkungan yang
mempengaruhi bisnis tersebut.
Ide produk yang
ada perlu dianalisis lebih mendalam sehingga diketahui apa kekuatan dan
kelemahannya dengan memperhatikan situasi lingkungannya.
Dari Ide / Gagasan Menjadi Bisnis
Ide produk yang
baik belum tentu menjadi bisnis yang baik pula. Untuk itu sebelum ide produk
direalisir harus diuji dulu kelayakannya dilapangan yang merupakan situasi
lingkungan bisnis sebenarnya.
Aspek-aspek yang
perlu diperhatikan dalam menentukan keberhasilan suatu bisnis seperti: Pasar
dan pemasaran, teknik/operasi usaha yang dilakukan, organisasi dan manajemen,
dan keuangan.
Dengan adanya suatu rencana bisnis
untuk suatu ide produk, akan memudahkan kita menilai apakah ide produk tersebut
layak atau tidak layak kalau direalisir menjadi bisnis yang sebenarnya.
III.
PROSES
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK
3.1 Kriteria Evaluasi
Kriteria dibuat untuk mengevaluasi
produk baru dalam peluang pasar, persaingan, sistem pemasaran, faktor keuangan,
dan faktor produksi.
3.2 Tahap Ide
3.3 Tahap Konsep
3.4 Tahap Pengembangan Produk
3.5 Tahap Tes Pemasaran
IV.
MANAJEMEN PROSES
PRODUK BARU
4.1
Kiat Sukses
Program Produk Baru
Menurut Cooper, R. ada 15 pelajaran untuk
suksesnya program produk baru yaitu:
1.
Produknya unik dan unggul.
Artinya,
produknya “berbeda”, memberi manfaat unik, dan berasio nilai tinggi untuk
konsumen.
2.
Sangat berorientasi pasar.
Dipengaruhi
oleh pengetahuan tentang keadaan pasar (market driven) dan proses pengembangan
produk baru berfokus pada konsumen.
3.
Berwawasan pasar internasional.
Dengan
melihat pada keadaan internasional maka disain produk, pengembangannya, dan
target pemasarannnya, akan menghadirkan inovasi produk yang terdepan.
4.
Lebih banyak melakukan persiapan sebelum produk dikembangkan.
5.
Perumusan dengan tajam definisi / konsep produk pada awal dari proses.
6.
Pelansiran produk yang dipersiapkan dengan matang dan dilaksanakan dengan
baik.
Rencana
pemasaran yang mapan untuk pelansiran produk adalah inti dari keberhasilan.
7.
Struktur, disain dan iklim organisasi yang tepat.
8.
Dukungan manajemen puncak tidak menjamin sukses, walaupun bermanfaat.
9.
Adanya sinergi sangat penting, proyek yang “asing” cenderung gagal.
10. Produk yang ditujukan ke pasar yang
menarik akan berjalan lebih baik.
Daya
tarik pasar adalah kriteria utama dalam seleksi produk.
11. Suksesnya produk baru dapat diduga.
Profil produk yang
unggul dapat dipakai sebagai kriteria seleksi produk baru.
12. Suksesnya produk baru dapat
dikendalikan.
Perlu lebih
ditekankan adanya kebutuhan untuk kelengkapan, konsekuen, dan kualitas dalam
pelaksanaan.
13. Sumberdaya dan sarana harus tersedia.
14. Kecepatan adalah segala-galanya,
namun harus tanpa mengorbankan kualitas dalam pelaksanaannya.
15. Perusahaan yang menjalankan
pengembangan produk baru secara bertahap dan menggunakan konsep pengembangan
produk dengan pedoman permainannya secara disiplin, akan lebih berhasil.
4.2
Karakteristik
Produk Baru yang Unggul dan Pengembangan
1. Produk yang unggul dan unik.
- Mempunyai bentuk/perlengkapan yang
unik untuk konsumen
- Memenuhi kebutuhan konsumen lebih
baik dari pesaing.
- Memecahkan masalah yang dialami bila
konsumen menggunakan produk pesaing.
- Mengurangi biaya bagi konsumen.
- Inovatif atau ada pertama-kalinya.
2. Berwawasan konsumen.
Dicapai dengan
sebagai berikut:
- Mengenali kebutuhan konsumen.
- Mengerti apa yang dibutuhkan pemakai.
- Memenuhi kebutuhan pasar.
- Terus-menerus berhubungan dengan
konsumen.
- Kuat dalam pengetahuan pasar dan
penelitian pasar.
- Pelaksanaan dan kegiatan pemasaran
yang berkualitas.
- Pendanaan yang lebih untuk kegiatan
pemasaran awal.
3. Definisi atau konsep produk/proyek
yang tajam.
Ketajaman definisi
atau konsep meliputi sebagai berikut:
- Pasar sasaran tertentu ; jelas siapa
yang akan menggunakan produk tersebut.
- Penggambaran / diskripsi produk ;
produk apa, apa yang dapat dilakukan olehnya dan manfaatnya.
- Penjabaran strategi posisi
(positioning) yang diambil.
- Daftar tentang bentuk, sifat,
persyaratan dan spesifikasi produk yang harus ada dan sebaiknya ada.
4. Struktur, disain, dan iklim
organisasi.
Pengembangan
produk baru bukan merupakan kegiatan disatu bagian atau departemen, melainkan
merupakan kegiatan multi disiplin dan multi-fungsi. Peran kelompok dan pimpinan
kelompok kerja sangat menentukan.
Tiga alternatif
struktur sangat menonjol :
a. Matriks
yang imbang (balanced matrix)
Seorang manajer
proyek ditugaskan untuk menangani proyek dan berkontribusi dalam tanggung-jawab
dan wewenang dengan para manajer fungsional: ada kebersamaan dalam menyetujui
dan mengarahkan.
b. Matriks
proyek (project matrix)
Seorang manajer
proyek ditugaskan untuk menangani proyek dan mempunyai tanggung-jawab serta
wewenang utama atas proyek. Para manajer fungsional menugaskan karyawan yang
diperlukan dan menyediakan keahlian teknis.
c. Kelompok
proyek (project team)
Seorang manajer
proyek diberi wewenang menangani kelompok yang terdiri dari anggota inti yang
berasal dari berbagai fungsi. Para manajer fungsional tidak mempunyai
keterlibatan dan wewenang formal.
Terlepas dari
bentuk mana yang dipilih, kepemimpinan proyek yang kuat dan adanya kewewenangan
formal sangatlah penting.
Iklim yang
ditumbuhkan harus memberi ganjaran dan mendorong adanya kreativitas dan inovasi
dan tersedianya sarana untuk melakukan usaha kreatif.
5. Mempercepat proses produk baru.
Ada lima metode
dalam mempercepat proses produk baru tanpa merugikan kualitas dalam
pelaksanaannya, yaitu:
a. Lakukan langkah pertama dengan tepat.
Pengulangan akan
memperpanjang waktu.
b. Pekerjaan rumah dan definisi produk
yang jelas.
Persiapan dengan
membuat pekerjaan rumah dan memperjelas produk/proyeknya.
c. Proyek diorganisir secara kelompok
multifungsi dan dengan diberi kewewenangan.
d. Proses dilakukan secara berurutan,
bersamaan, atau bertumpuk.
e. Proses bertahap dengan mengikuti
pedoman main (game plan)
Game plan
merupakan model pengembangan produk yang didasarkan konsep dan pegangan
operasional yang membawa dari tahap gagasan menuju pada pelansiran produk.
Model menjelaskan kegiatan dan tes yang dilalui. Pedoman yang disusun
meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses pengembangan produk baru.
4.3
Proses
Pengembangan Produk Baru
Model
pengembangan produk baru menurut Cooper terdiri dari lima pintu dan lima tahap.
”Pintu” adalah kegiatan menilai apakah proses dilanjutkan atau tidak. “Tahap”
adalah kegiatan yang dalam model Cooper adalah
:
a. Penyelidikan awal.
b. Penyelidikan mendalam.
c. Pengembangan.
d. Percobaan dan penilaian.
e. Produksi penuh dan pelansiran
pemasaran.
==============================================
==============================================
BAB IV
PENYUSUNAN
RENCANA USAHA
I.
DEFINISI RENCANA
USAHA DAN MANFAAT RENCANA USAHA
Rencana Usaha adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh seorang
wirausaha yang menggambarkan hubungan
faktor-faktor internal dan eksternal yang terlibat dalam memulai bisnis baru.
Faktor-faktor fungsional yang terintegrasi :
-
pemasaran
-
keuangan
-
manufacturing (operasi)
-
sumberdaya manusia
Pihak lain yang terlibat pembuatan Rencana Usaha selain Wirausahawan :
1. Lawyers (Ahli Hukum)
2. Akuntan
3. Konsultan Pemasaran
4. Engineers
Pihak-Pihak yang membutuhkan Manfaat dari Rencana Usaha :
1. Pegawai
Pegawai membutuhkan
Rencana Usaha (RU) untuk mengetahui perkembangan perusahaan tempat mereka
bekerja karena dengan begitu mereka akan mengetahui manfaat positif maupun
negatif dari Rencana Usaha terhadap mereka.
Manfaat positif
yang mungkin timbul :
A. RU membutuhkan penempatan SDM
sehingga dimungkinkan adanya penggunaan dari pegawai yang sudah ada untuk
ditempatkan (mutasi) yang membuat peningkatan jenjang karir ataupun gaji.
B. RU yang siap dijalankan akan
membutuhkan SDM baru dan memerlukan pengrekrutan SDM sehingga akan mengurangi
jumlah pengangguran.
Manfaat negatif
yang mungkin timbul adalah apabila RU dari perusahaan yang sudah ada berbeda
dengan bisnis yang sudah dijalankan dan perusahaan akan beralih ke RU tersebut
dapat mengakibatkan SDM yang sudah ada terancam di PHK karena tidak memiliki
keahlian yang dibutuhkan dalam RU.
2. Investor
Manfaat Rencana
Usaha (RU) bagi investor adalah untuk mengetahui apakah dana yang akan
diinvestasikan oleh investor tersebut dapat menghasilkan manfaat (keuntungan)
seperti yang diharapkan oleh investor serta resiko yang akan dihadapi investor
bila berinvestasi.
3. Bankers
Manfaat Rencana
Usaha (RU) bagi bankers adalah apabila wirausahawan membutuhkan dana pinjaman
usaha ke bank maka bankers melihat kelayakan pinjaman berdasarkan RU untuk
menentukan jumlah agunan, jumlah pinjaman serta waktu dan tingkat pengembalian
yang sesuai.
4.
Modal Ventura
Manfaat Rencana Usaha (RU) bagi Modal Ventura adalah sama dengan manfaat
RU bagi bankers.
5. Supplier
Manfaat Rencana
Usaha (RU) bagi Supplier adalah untuk mengetahui kegiatan operational usaha
dari RU berdasarkan waktu, jumlah dan jenis produksi, serta kuantitas dan
kualitas bahan baku dan penunjang yang diperlukan sehingga para supplier dapat
memenuhi kebutuhan tersebut.
6. Konsumen
Manfaat Rencana Usaha
(RU) bagi Konsumen adalah untuk mengetahui apakah ada perubahan kuantitas dan
kualitas produk yang akan mempengaruhi konsumsi mereka akan produk tersebut.
Sedangkan RU untuk bisnis baru bermanfaat bagi konsumen dalam melihat seberapa
besar manfaat yang dapat diterima bila menggunakan produk tersebut.
7. Advisor (Penasehat) dan Konsultan
Manfaat Rencana
Usaha (RU) bagi Advisor (Penasehat) dan Konsultan adalah untuk melihat apakah
diperlukan perbaikan-perbaikan dalam semua faktor ex pemasaran, operasional, SDM,
keuangan dan lainnya agar Rencana Usaha dapat dijalankan tanpa adanya hambatan
yang berarti.
II.
PERSIAPAN
RENCANA USAHA
Suatu bisnis /
usaha dimulai dengan adanya ide, oleh karena itu untuk merealisir suatu bisnis
yang baik diperlukan juga ide produk yang baik dan tepat. Langkah-langkah
dibawah ini merupakan salah satu cara untuk membantu dalam mendapatkan ide
produk sampai terwujudnya suatu bisnis.
III.
PEMBUATAN
RENCANA USAHA (BUSINESS PLAN)
A.
UMUM
1.
APA PRODUK KITA
Jenis produk /
jasa yang ingin dibuat / dijual keistimewaannya secara umum dan khusus
7. DIMANA DAN MENGAPA MEMILIH LOKASI
USAHA
-
Peta tempat usaha
-
Alasan pribadi dan ekonomi memilih lokasi tersebut
B.
RENCANA
PEMASARAN
1. SIAPA YANG AKAN MENJADI PELANGGAN DAN
DARIMANA MEREKA
Pedagang besar,
pengecer, perorangan, rumah tangga, sekolah, rumah sakit, kantor pemerintah
dsb.
2. BAGAIMANA SAYA DAPAT MENJELASKAN
SETIAP PELANGGAN
Jelaskan kelompok
pelanggan yang berbeda untuk setiap produk, karakteristik dari anggota-anggota
setiap kelompok secara umum, dan siapa saja yang ingin dan mampu membeli produk
tersebut.
3. BERAPA UNIT YANG AKAN DIBELI OLEH
PELANGGAN DALAM SETAHUN
- Menetapkan kelompok pelanggan untuk
masing-masing produk
- Perkirakan jumlah mereka
- Perkirakan berapa sering mereka
membeli
- Perkirakan berapa banyak yang mereka
beli dalam satu tahun
4. SIAPA YANG AKAN MENJADI PESAING DAN
BERAPA UNIT PRODUK YANG DAPAT MEREKA JUAL DALAM SETAHUN
Tentukan para
pesaing untuk setiap produk dan perkirakan berapa unit yang mereka dapat jual
dalam setahun
5. BERAPA UNIT PRODUK MAKSIMAL YANG
MUNGKIN DAPAT DIJUAL
Berdasarkan
peluang dan pesaing, perkirakan berapa banyak masing-masing produk yang dapat
dijual
6. BAGAIMANA MEMPROMOSIKAN PRODUK YANG
ADA
Jelaskan berapa
cara mempromosikan produk dan pesan yang tepat untuk calon pelanggan
7. BAGAIMANA PERKEMBANGAN PERMINTAAN
ATAS PRODUK DI PASAR
- Perkembangan populasi di wilayah
pasar
- Perkembangan jumlah pelanggan
- Perkembangan keinginan dan kemampuan
membeli
8. BERAPA BANYAK PRODUK YANG AKAN DIBUAT
DAN DIJUAL PADA TAHUN PERTAMA, KEDUA, DAN KETIGA
Buatlah perkiraan
jumlah unit utama yang akan dibuat dalam jangka tiga tahun pertama operasi
usaha
9. KUALITAS PRODUK YANG BAGAIMANA YANG
DIINGINKAN PELANGGAN
- Bentuk (appearance) : keenakannya
dipandang mata
- Penampilan (performance) : punya arti
tersendiri
- Keawetan (durability) : tahan lama
- Keamanan (safety) : tidak
mencelakakan
- Kenyamanan (comfort) : enak dirasakan
- Ekonomis (economy) : dihubungkan
dengan harga
10. BAGAIMANA KUALITAS YANG DITAWARKAN
Perhatikan
keunggulan dan kelemahan produk pesaing
11. BERAPA HARGA JUAL YANG DITENTUKAN
-
Biaya plus tingkat keuntungan tertentu
-
Memperhatikan harga pesaing
-
Harga promosi
C.
RENCANA PRODUKSI
DAN OPERASI
1. BAGAIMANA LANGKAH-LANGKAH DALAM
MEMPRODUKSI SETIAP PRODUK
Jelaskan
langkah-langkah produksi untuk setiap produk dan juga waktu dari setiap langkah
tersebut
2. MESIN, ALAT-ALAT DAN PERLENGKAPAN APA
SAJA YANG DIBUTUHKAN
Catat semua mesin,
alat, perlengkapan yang dibutuhkan dan jelaskan penggunaannya masing-masing
3. DIMANA MESIN. ALAT, DAN PERLENGKAPAN
TERSEBUT DIDAPAT / DIBELI DAN BERAPA BIAYANYA
4. BAGAIMANA PERAWATAN / PEMELIHARAAN
MESIN DILAKUKAN DAN APAKAH SUKU CADANGNYA TERSEDIA DI PASAR SETEMPAT
- Jelaskan tugas-tugas perawatan dan
siapa yang melaksanakannya
- Dimana dan kapan suku cadang didapat
5. BERAPA LUAS TEMPAT YANG DIBUTUHKAN
UNTUK BENGKEL KERJA
Gambar sketsa
tata ruang dan berapa luas total yang dibutuhkan
6. JENIS PEKERJA LANGSUNG YANG
DIBUTUHKAN DAN KETRAMPILAN APA SAJA YANG DIMILIKI OLEH MEREKA
- Nama jenis pekerjaan yang akan
dilakukan dalam setiap langkah produksi / operasi
- Jelaskan kualifikasi dan pengalaman
yang harus mereka miliki
7. BERAPA PEKERJA LANGSUNG YANG
DIBUTUHKAN UNTUK OPERASI TAHUN PERTAMA, KEDUA, DAN KETIGA
8. TENAGA KERJA TIDAK LANGSUNG APA YANG
DIBUTUHKAN DAN KETRAMPILAN APA YANG HARUS MEREKA MILIKI
Supervisor,
sekretaris, manajer dll
9. BERAPA BESAR BIAYA TOTAL UNTUK
PEKERJA LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG
Biaya total
untuk pekerja langsung dan tidak langsung
10. JENIS BAHAN / MATERIAL YANG
DIBUTUHKAN DAN DIMANA MENDAPATKANNYA
Yang perlu
diperhatikan untuk mencari pemasok adalah: jauh-dekat, tersedia bila
dibutuhkan, keragaman sediaan dan syarat pembelian seperti kredit. Selain itu
adalah harganya
11. BERAPA BANYAK BAHAN LANGSUNG YANG
DIBUTUHKAN DAN BIAYA BAHAN PER UNIT PRODUK
Banyaknya bahan
yang dibutuhkan setiap produk dan biaya per unit produk
12. BERAPA BESAR BIAYA BAHAN LANGSUNG
TAHUN PERTAMA, KEDUA, DAN KETIGA
13. BERAPA BANYAK BAHAN TIDAK LANGSUNG
YANG DIBUTUHKAN DAN BIAYANYA UNTUK OPERASI TAHUN PERTAMA, KEDUA, DAN KETIGA
Untuk setiap tahun
jelaskan jenis, kualitas, dan biaya bahan tidak langsung yang dibutuhkan
D.
RENCANA
ORGANISASI DAN MANAJEMEN
1. LATAR BELAKANG PENDIRI PERUSAHAAN
Pribadi para
pendiri, kepemilikan saham / modal
2. MANAJEMEN PERUSAHAAN
Dewan komisaris
dan manajemen, personalia inti, struktur organisasi
3. KETENTUAN YANG MENYANGKUT HUKUM
Perijinan,
lisensi, kontrak-kontrak usaha
4. HUBUNGAN DENGAN LEMBAGA PENDUKUNG
Status hubungan
bank, jaminan tersedia, jenis dan jumlah kredit yang dibutuhkan
5. LINGKUNGAN TEMPAT USAHA
Daerah
industri, perdagangan atau pemukiman
E.
RENCANA KEUANGAN
1. BERAPA BESAR BIAYA UMUM UNTUK TAHUN
PERTAMA, KEDUA, DAN KETIGA
Pekerja tidak
langsung, bahan tidak langsung, sewa, listrik, air, servis dan reparasi,
telepon dan pos, ATK, perjalanan, transportasi, asuransi, penyusutan, bunga
pinjaman, dll
2. BERAPA BESAR BIAYA TENAGA KERJA
LANGSUNG PER UNIT PRODUK
3. BERAPA BESAR BIAYA UMUM PER UNIT
PRODUK
4. BERAPA BIAYA TOTAL PRODUK DAN HARGA
JUAL SETIAP PRODUK
5. APA DAN BERAPA BESAR BIAYA PERSIAPAN
SEBELUM BEROPERASI
Meliputi sewa
tempat usaha, biaya perjalanan, promosi proyek, membuka account bank, ijin
usaha, biaya proses kredit, biaya lain-lain
6. BERAPA BESAR MODAL KERJA YANG
DIBUTUHKAN
Besarnya uang yang
diperlukan untuk menjalankan usaha dari hari-kehari seperti sediaan bahan,
sediaan barang, piutang, dan uang tunai.
7. BAGAIMANA MENDANAI HARTA TETAP, BIAYA
PERSIAPAN DAN MODAL KERJA
Hitung investasi
total dan jelaskan kebutuhan pinjaman dan modal sendiri
8. JAMINAN YANG DAPAT DITAWARKAN KE BANK
Jelaskan
jaminan yang dapat ditawarkan dan juga nilainya
9. BAGAIMANA MENGATUR JADWAL PEMBAYARAN
KEMBALI PINJAMAN
Hitung bunga
dan angsuran tetap per tahun
10. BERAPA BESAR BREAK EVEN POINT (BEP)
PENJUALANNYA
11. BERAPA BESAR LABA YANG AKAN DIPEROLEH
PADA OPERASI TAHUN PERTAMA, KEDUA, DAN KETIGA
Proyeksi
rugi-laba sangat diperlukan
12. BERAPA BESAR UANG TUNAI YANG AKAN
DIMILIKI PADA AKHIR TAHUN PERTAMA, KEDUA, DAN KETIGA
Proyeksi arus
kas sangat diperlukan
13. BERAPAKAH RETURN ON SALES, RETURN ON
EQUITY DAN RETURN ON INVESTMENT
14. APAKAH RENCANA USAHA INI LAYAK ATAU
TIDAK
Berikan
komentar tentang kelayakan proyek tersebut
IV.
PERUMUSAN GOALS DAN OBJECTIVE
7.1
Market
Information
7.2
Operation
Information
Informasi yang dibutuhkan
wirausahawan mengenai operasi usaha :
A.
Lokasi
Tiga faktor
penentu pemilihan lokasi :
1. Konsumen
Pemilihan lokasi
berdasarkan konsumen ditentukan oleh jenis produk / jasa yang dihasilkan
relatif tidak tahan lama dan tingkat kebutuhan konsumen terhadap produk sangat
tinggi.
Contoh :
1.1 Usaha Penyewaan Mobil yang berada didaerah perumahan atau perkantoran karena kebutuhan
konsumen di kedua daerah itu besar.
1.2 Usaha Penyewaan Komputer dan Internet yang berada didaerah perguruan tinggi ataupun
perkantoran karena konsumen dari kedua tempat tersebut memiliki tingkat
kebutuhan yang terbesar.
2. Bahan Baku
Pemilihan lokasi
berdasarkan bahan baku dilakukan karena ketersediaan bahan baku yang berlimpah
dan perlu segera dilakukan proses produksi agar tidak terjadi perubahan pada
struktur bahan baku yang akan mengakibatkan pada kualitas ataupun kuantitas
hasil produksi.
Contoh : Pabrik Air Minum Mineral yang berada
dilokasi mata air agar struktur mineral air tidak berubah sehingga mempengaruhi
kualitas ataupun kualitas air minum mineral yang dihasilkan.
3. Saluran Distribusi
Pemilihan
lokasi berdasarkan saluran distribusi dilakukan karena produk yang dihasilkan
memerlukan pendistribusian yang luas atau
B.
Operasi Produksi
C.
Bahan Baku
D.
Peralatan
E.
Tenaga Kerja
F.
Ruang
G.
Biaya Overhead
7.3
Financial
Information
7.4
Internet sebagai
Sumber Informasi
7.5
Pembuatan
Rencana Usaha
7.6
Introduction
Page
7.7
Executive
Summary
7.8
Industri
Analysis
7.9
Description of
Venture
7.10
Production Plan
7.11
Marketing Plan
7.12
Organizational
Plan
7.13
Assessment of
Risk
7.14
Financial Plan
7.15
Appendix
7.16
Pengunaan dan
Implementasi Rencana Usaha
7.17
Mengukur
Kelanjutan Rencana Usaha
7.18
Updating Rencana
Usaha
7.19
Alasan Kegagalan
Rencana Usaha
V.
Penyusunan
Rencana Usaha
1. Definisi Rencana Usaha dan Manfaat
Rencana Usaha
2. Informasi yang dibutuhkan
2.1 Market Information
2.2 Operation Information
2.3 Financial Information
3. Internet sebagai Sumber Informasi
4. Pembuatan Rencana Usaha
4.1 Introduction Page
4.2 Executive Summary
4.3 Industri Analysis
4.4 Description of Venture
4.5 Production Plan
4.6 Marketing Plan
4.7 Organizational Plan
4.8 Assessment of Risk
4.9 Financial Plan
4.10
Appendix
5. Pengunaan dan Implementasi Rencana
Usaha
5.1 Mengukur Kelanjutan Rencana Usaha
5.2 Updating Rencana Usaha
6. Alasan Kegagalan Rencana Usaha
VI.
Memulai dan Mengembangkan Usaha
VII.
Inovasi dan
Manajemen Inovasi
7. Pengertian Inovasi
8. Definisi Inovasi
9. Inovasi Di Bidang Proses
10. Inovasi Di Bidang Produk
11. Tingkat Kecanggihan Penerapan Inovasi
12. Pengertian Manajemen Inovasi
VIII.
Pasar dan Pemasaran
IX.
Sumber Pendanaan
Usaha
Salah
satu komponen yang mendukung pembangunan nasional adalah tersedianya Lembaga
Intermediasi yang mempunyai fungsi menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya. Lembaga intermediasi yang ada dibedakan dalam 3 kategori yakni :
a.
Berbentuk Bank tunduk pada Undang-Undang Pokok Perbankan
b.
Berbentuk Koperasi Simpan Pinjam tunduk pada
Undang-Undang Koperasi
c.
Lembaga Keuangan Mikro lainnya yang belum diatur
undang-undang
Lembaga
keuangan mikro yang membantu mengembangkan iklim wirausaha di Indonesia diatur
dalam Surat Edaran Menteri Keuangan No. SE-31/MK/2000 tanggal 5 Mei 2000
tentang Pelaksanaan Program PUKK. Dalam hal ini Pembinaan Usaha Kecil dan
Koperasi mengacu kepada Surat Keputusan Menteri Keuangan No.316/KMK.016/1994
tanggal 27 Juni 1994 yang menggantikan Surat Keputusan Menteri BUMN/Kepala
Badan Pembina BUMN No. Kep.216/M-PBUMN/1999 tanggal 28 September 1999.
Sumber
pendanaan dari Program Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) berasal dari
penyisihan laba BUMN termasuk saldo dana Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi
(PUKK) tahun-tahun sebelumnya yang merupakan sumber pendanaan utama dalam
merealisir terwujudnya pemerataan kehidupan perekonomian masyarakat melalui
kemitraan dengan para pengusaha kecil dan koperasi serta lingkungan masyarakat
sekitarnya.
Pelaksanaan Program Pembinaan Usaha Kecil, Koperasi
(PUKK) dan Bina Lingkungan dilaksanakan di dalam lingkup masyarakat yang
bertujuan untuk mendorong tercapainya pertumbuhan ekonomi rakyat, melalui
pemerataan di sektor ekonomi dimana anggota masyarakat golongan pengusaha kecil
dan koperasi diberi kesempatan untuk melakukan perluasan usahanya, berdasarkan
bantuan pinjaman untuk modal kerja / pinjaman lunak yang berasal dari
penyisihan laba BUMN. Realisasi dana PUKK efektif terealisasikan secara optimal
pada tahun 2002. Hal tersebut berkaitan dengan kondisi perekonomian Nasional
yang masih belum membaik sebagai akibat krisis.
Contoh
yang akan diangkat dalam modul ini adalah Program Pembinaan Usaha Kecil,
Koperasi (PUKK) dan Bina Lingkungan pada BUMN yang bergerak di bidang jasa
konstruksi Sipil Jalan Tol, Jembatan, Gedung dan Bangunan Industri, PT.X
(Persero), dimana berdasarkan Penetapan Alokasi Dana BUMN Pembina dan
Koordinator BUMN Pembina di propinsi DKI Jakarta dan sekitarnya. Kebijaksanaan
yang ditempuh adalah sebagai berikut :
1.
Pemanfaatan dana yang berhasil diserap dari pengembalian
dana pinjaman Mitra Binaan mulai tahun 1992 s/d tahun 2002 dengan menyalurkan
kepada Usaha Kecil dan Koperasi yang membutuhkan sesuai ketentuan yang berlaku,
mengingat PT.X (Persero) merugi.
2.
Usaha Kecil dan Koperasi yang telah berhasil
menyelesaikan kewajiban pinjamannya sesuai kontrak pada tahun-tahun yang lalu,
diberi bantuan dengan bantuan pinjaman modal kerja yang baru mengingat telah menunjukkan
kesungguhan usaha dan berkembang usahanya dengan baik.
3.
Unit khusus Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) dan
Bina Lingkungan PT.X (Persero) sementara berdasarkan pengarahan Direksi, PT.X
(Persero) harus mandiri dalam memenuhi kebutuhan dana pinjaman, pemenuhan biaya
operasional, gaji pegawai, overhead kantor dari sumber dana intern sendiri,
mengingat PT.X (Persero) menghadapi kesulitan cash flow.
Kebijaksanaan
PUKK PT.X (Persero) dimaksud menjadi dasar dalam penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran PUKK dan Bina Lingkungan tahun 2003.