Menurut Yusufhadi Miarso (1984:11) yang dimaksud dengan alat bantu visual dalam konsepsi pengajaran visual ini adalah setiap gambar, model, benda atau alat yang dapat memberikan pengalaman visual yang nyata kepada anak. Penggunaan alat bantu visual dalam pengajaran dimaksudkan untuk memperkenalkan, membentuk dan memperkaya serta memperjelas pengertian yang abstrak kepada anak. Selain itu juga untuk mengembangkan sikap yang diinginkan serta mendorong kegiatan anak lebih lanjut.
Inti dari konsepsi pengajaran audio visual ini adalah digunakannya berbagai alat atau bahan oleh guru untuk memindahkan gagasan dan pengalaman kepada anak melalui mata dan telinga. Sama dengan konsepsi yang berkembang sebelumnya, pengajaran audio visual menekankan pada nilai, pengalaman nyata dan bersifat nonverbal dalam proses belajar walaupun ada penambahan unsur audio terhadap bahan visual untuk kegiatan pengajaran, namun secara konseptual tidak terdapat perbedaan dengan konsep sebelumnya, yaitu konsepsi pengajaran visual.
Tahun 1950 juga kita kenal sebagai periode di mana perkembangan industri komunikasi, khusunya bidang televisi mulai lepas landas dengan ditemukannya electronic video recording. Tahun 1959 teknologi itu mulai disediakan untuk keperluan pendidikan. Finn (1961) yang dikutip oleh Yusufhadi Miarso (1984:9) berpendapat bahwa “komunikasi audio visual telah membuka jalan untuk mempermudah orang memperoleh informasi”. Kemudahan memperoleh komunikasi ini selanjutnya akan mendorong efektifitas belajar.
2. Minat Belajar Siswa
Berbagai pengertian tentang minat dikemukakan oleh para ahli dengan penekankan yang berbeda–beda.
Menurut De Porter & Hernacki (2002: 48 – 56) menciptakan minat mudah untuk beberapa subjek tertentu dan lebih sulit untuk subjek–subjek lainya namun dapat menemukan sesuatu yang menarik. Peluangnya adalah bahwa seseorang sudah termotivasi mempelajari suatu informasi untuk beberapa alasan. Mungkin itu akan meningkatkan karier, atau membantu anda agar lebih mudah berkomunikasi, atau mungkin merupakan batu loncatan menuju pendidikan yang lebih tinggi. Salah satu cara untuk membangkitkan minat yakni dengan menciptakan AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku). AMBAK adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental antara manfaat dan akibat–akibat suatu keputusan. Jika dengan cara tertentu dapat meningkatkan minat, maka menciptakan minat semacam ini merupakan jalan yang sangat baik untuk memotivasi diri demi mencapai tujuan. Bagaimana menciptakan minat itu tergantung pada berbagai hal dalam kehidupan. Jadi, masing-masing orang akan melakukannya dengan cara yang berbeda, tergantung kadar efektifitas masing-masing individu.
Pendapat lain dikemukakan oleh Sir John Adams yang dikutip oleh The Liang Gie (1984:18), yang mengatakan bahwa minat merupakan hal-hal tertentu yang memikat hati, menimbulkan simpati, menggugah seseorang untuk menterjemahkannya, sebab secara tertentu menyangkut kepentingan seseorang.
Winkel (1981:105) menyatakan bahwa minat merupakan kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Hal tersebut menunjukkan bahwa minat sifatnya ada dalam diri seseorang yang menunjukkan adanya energi untuk menarik simpati terhadap bidang tertentu.
Pendapat lain dikemukakan oleh Kitson dalam The Liang Gie (1984:8), bahwa minat terhadap sesuatu hal mengandung arti menarik diri sendiri lebih dekat pada hal tersebut dan menyamakan diri sendiri dengan hal itu. Penghapusan jarak itu mencerminkan perpaduan antara orang yang berminat dengan sasaran minatnya.
Tentang sasaran minat ini, Crow dan Crow (1963:120) menjelaskan bahwa minat berkenaan pada kekuatan motivasi yang mendorong untuk memperhatikan, mengikuti seseorang, sesuatu atau suatu aktivitas, atau merupakan sikap yang telah didukung oleh aktivitas itu sendiri. Minat merupakan penyebab suatu aktivitas dan penghasil partisipasi dalam suatu aktivitas. Petunjuk pikiran tersebut dipengaruhi oleh pengalaman individu dan tanggapan sadar yang memungkinkan perubahan hubungan diantara gagasan dan proses berpikir seperti yang dialami dan diekspresikan.
Beberapa pendapat yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa minat berhubungan dengan daya gerak yang mendorong seseorang untuk cenderung merasa tertarik pada suatu hal. Minat akan menjadi penyebab bagi munculnya kegiatan dan partisipasi seseorang dalam suatu obyek minat.
Dari pandangan-pandangan mengenai minat belajar matematika di atas, maka yang dimaksud dengan minat belajar matematika adalah perasaan suka atau tidak suka dalam memberikan perhatiannya yang diujudkan dengan kecenderungan terhadap kegiatan proses belajar mengajar matematika. Minat belajar matematika memiliki unsur-unsur diantaranya perhatian, semangat dan pengorbanan untuk memperoleh yang menjadi minatnya tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut, maka pengukuran minat dapat dilakukan dengan menggunakan suatu instrumen berupa angket dengan indikator perhatian terhadap obyek, ingatan, berfikir, perasaan, tanggapan dan fantas
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.