Daftar Menu


video pembelajaran

Sabtu, 27 Desember 2008

media pembelajaran

A. Pengertian Media Pembelajaran
Frasa ”media pembelajaran” terdiri atas dua kata, yaitu media dan pembelajaran. Istilah media itu sendiri telah didefinisikan oleh beberapa ahli, di antaranya:
1. Rohani (1997: 3) merumuskan media adalah segala sesuatu yang dapat diindra yang berfungsi sebagai perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi.
2. Sadiman (1993: 6) menyatakan bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
3. AECT (Association for Educational Communications and Technology) 1979 mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran untuk proses transmisi informasi.
Sedangkan istilah pembelajaran digunakan untuk menunjukkan usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja dengan tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta yang pelaksanaannya terkendali (Miarso, 2004: 457).
Berdasarkan pengertian dua istilah di atas dapatlah didefinisikan istilah ”media pembelajaran”. Di antaranya:
1. Sadiman (1993: 7) mengemukakan media pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
2. Depdiknas (2004: 4) merumuskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri pebelajar.
3. Rohani (1997: 4) menyatakan media instruksional edukatif adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak untuk mencapai proses dan hasil instruksional secara efektif dan efisien, serta tujuan instruksioanl dapat dicapai dengan mudah.
4. Miarso (2004: 457) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi peserta didik supaya proses belajar terjadi.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik untuk belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar serta menjadikan tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan mudah.
Jadi, media terdiri atas dua unsur yaitu perangkat keras (hardware) atau alat dan perangkat lunak (software) atau bahan. Transparansi, program video adalah software atau bahan. Software atau bahan tersebut hanya bisa disajikan jika tersedia alatnya, yaitu OHP, video player.
Agar lebih jelas lagi perlu juga dikemukakan konsep lain yang sangat berkaitan dengan media pembelajaran, yaitu sumber belajar. Konsep sumber belajar memiliki cakupan yang lebih luas, yaitu semua sumber (baik berupa data, orang, benda) yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas/kemudahan belajar bagi peserta didik. Sumber belajar meliputi POBATEL:
• Pesan (ide, fakta, data, ajaran, informasi, dll)
• Orang (guru, dosen, instruktur, widyaiswara, dll)
• Bahan (buku teks, modul, transparansi, kaset program audio, film, program CAI/CBI, dll)
• Alat (OHP, komputer, tape recorder, CD player, dll)
• Teknik (praktikum, demonstrasi, diskusi, tutorial, pembelajaran mandiri, dll)
• Lingkungan (gedung sekolah, kebun, pasar, dll)
Apa pula bedanya dengan alat peraga, dan alat bantu pembelajaran? Pada dasarnya keduanya termasuk dalam media, karena konsep media merupakan perkembangan lebih lanjut dari konsep-konsep tersebut. Alat peraga adalah alat atau benda yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/konkret. Alat bantu adalah alat/benda yang digunakan oleh guru untuk mempermudah tugas dalam mengajar.

B. Konsepsi Media Pembelajaran
Apa konsep awal dari penggunaan media dalam pembelajaran? Gagasan awalnya adalah dari pemikiran Johan Amos Comenius, bahwa ”Tak ada sesuatu dalam akal pikiran manusia, tanpa terlebih dahulu melalui pengindraan”. Berdasarkan pemikiran itu kemudian beliau menulis buku bergambar, yang berjudul ”Orbis Sensualium Pictus” (Dunia Tergambar), terbit tahun 1657.
Perkembangan selanjutnya, para ahli dalam dunia pendidikan meneliti efektifitas penggunaan media dalam pembelajaran tersebut. Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa seseorang hanya dapat mengingat apa yang dia lihat sebesar 20%, apa yang didengar 30%, apa yang dia dengar dan lihat 50%, dan 80% dari apa yang dia dengar, lihat, dan kerjakan secara simultan (M. Suyanto, 2003: 18).
Terkait dengan hal tersebut, Edgar Dale membuat klasifikasi pengalaman menurut tingkat, dari yang paling konkret ke yang paling abstrak. Semakin konkret maka akan semakin besar pengalaman belajar yang diperoleh siswa. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama kerucut pengalaman (cone of experience) Edgar Dale sebagaimana ditunjukkan pada gambar berikut.


Menindaklanjuti fakta-fakta tersebut, dalam perkembangan terakhir ini telah banyak dikembangkan multimedia pembelajaran seperti CAI (pembelajaran berbantuan komputer), CBI (pembelajaran berbasis komputer) yang mampu menampilkan teks, suara (narasi), musik latar, gambar, animasi, gambar bergerak, video, dalam satu tampilan media, dan memungkinkan siswa dapat melakukan proses belajar mandiri.




C. Manfaat Media
Berdasarkan kajian baik teoritik maupun empirik terungkap adanya berbagai kegunaan media dalam pembelajaran. Miarso (2004: 458 -- 460) mengemukakan kegunaan media dalam pembelajaran sebagai berikut.
1. Media mampu memberikan rangsangan yang variatif kepada otak, sehingga otak dapat berfungsi secara optimal. Hasil penelitian Roger W. Sperry menunjukkan bahwa belahan otak sebelah kiri merupakan tempat kedudukan pikiran yang bersifat verbal, rasional, analitikal, dan konseptual. Belahan ini mengontrol wicara. Belahan otak sebelah kanan merupakan tempat kedudukan pikiran visual, emosional, holistik, fisikal, spasial dan kreatif. Belahan ini mengontrol tindakan. Karena itu, sebagai salah satu implikasi dalam pembelajaran kedua belahan otak tersebut perlu dirangsang bergantian dengan rangsangan audio dan visual.
2. Dapat mengatasi perbedaan pengalaman yang dimiliki pebelajar. Ketersediaan buku dan bacaan lain, kesempatan bepergian dan sebagainya adalah faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman pebelajar. Jika pebelajar tak mungkin untuk dibawa ke objek yang dipelajari, maka objeklah yang dibawa ke pebelajar dengan melalui media.
3. Dapat melampaui ruang kelas. Banyak hal yang tak mungkin untuk dialami secara langsung di dalam kelas oleh peserta didik karena: objek terlalu besar, objek terlalu kecil, gerakan yang terlalu lambat untuk diamati, gerakan yang terlalu cepat untuk ditangkap, objek yang akan diamati terlalu kompleks, ceramah dihadapan ratusan peserta didik, rintangan musim, georafi dan lain-lain dapat diatasi.
4. Memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
5. Menghasilkan keseragaman pengamatan.
6. Membangkitkan keinginan dan minat baru
7. Membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar
8. Memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari sesuatu yang konkret maupun abstrak
9. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar mandiri, pada tempat dan waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri
10. Mampu meningkatkan efek sosialisasi yaitu dengan meningkatnya kesadaran akan dunia sekitar.
11. Dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun peserta didik.
Lebih rinci, Rahadi (2004: 13 -- 16) mengklasifikasikan manfaat media pembelajaran menjadi tiga, yaitu manfaat secara umum, manfaat secara rinci, dan manfaat praktis. Manfaat secara umum dari media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan peserta didik sehingga kegiatan pembelajaran lebih efektif dan efisien.
Manfaat secara rinci, yakni: (1) penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan, (2) proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, (3) proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, (4) evisiensi dalam waktu dan tenaga, (5) meningkatkan kualitas hasil belajar, (6) memungkinkan proses belajar dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, (7) dapat menumbuhkan sikap positif peserta didik terhadap materi dan proses belajar, (8) mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
Sedang manfaat praktisnya adalah: (1) membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi konkret, (2) mengatasi kendala ruang dan waktu, (3) membantu mengatasi keterbatasan indra manusia, (4) dapat menyajikan peristiwa langka dan berbahaya dalam kelas, (5) memberikan kesan mendalam dan lebih lama tersimpan pada diri peserta didik.



D. Berbagai Jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Mulai dari yang sederhana sampai yang paling canggih. Anderson (1976) mengelompokkan menjadi 10 golongan sebagai berikut.

Henich dkk (1996) membuat klasifikasi media yang sering digunakan guru di sekolah secara lebih sederhana sebagai berikut.
1. Media yang tidak diproyeksikan:
c. Media realia (benda nyata yang dihadirkan ke dalam kelas)
d. Model (benda tiruan dalam wujud tiga demensi yang merupakan representasi/pengganti dari benda yang sesungguhnya.
e. Grafis, yaitu jenis media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual, seperti: gambar/foto, sketsa (gambar sederhana/draf kasar), diagram atau skema, bagan atau chart, grafik.
2. Media proyeksi, yaitu OHP (overhead proyektor)
Media ini sangat praktis dan mempunyai banyak keunggulan. Media ini jauh lebih bagus dari pada papan tulis tetapi juga tidak terlalu mahal dibanding media yang lain. Beberapa keunggulan media ini adalah:
 Tidak memerlukan ruang gelap
 Cocok untuk semua ukuran kelas
 Siswa dapat mencatat isi informasi
 Dapat dicopy
 Tampilannya dapat divariasikan
 Dapat dipakai berulang-ulang
 Pembuatannya mudah
 Guru tidak perlu membelakangi siswa
 Lebih bersih dan sehat

Tidak ada komentar: