Daftar Menu


video pembelajaran

Senin, 10 November 2008

PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh mutu pendidikan. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan yang dihadapi. Indonesia sangat membutuhkan sumbangan yang optimal dari warga negara Indonesia.

Mutu pendidikan Indonesia terutama dalam mata pelajaran matematika masih rendah. Banyak data yang menukung opini ini, seperti: (1) data UNESCO menunjukkan, peringkat matematika Indonesia berada di deretan 34 dari 38 negara. Sejauh ini, Indonesia masih belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah. (2) hasil penelitian tim Programme of International Student Assessment (PISA) menunjukkan, Indonesia menempati peringkat ke-9 dari 41 negara pada kategori literatur matematika. Sementara itu, menurut penelitian Trends in International Mathematics and Science Study (TIMMS) yang sudah agak lawas yaitu tahun 1999, matematika Indonesia berada di peringkat ke-34 dari 38 negara (data UNESCO). (Zainurie, 2007:1)

Untuk meningkatkan mutu pendidikan, bangsa Indonesia mencanangkan program wajib belajar selama selama tahun. Dalam program tersebut diharapkan seluruh anggota masyarakat mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pendidikan dimana kecerdasan dan kemampuannya dapat dikembangkan secara optimal.

Belajar mengandung dua pokok pengertian yaitu proses dan hasil belajar. Proses belajar disini dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku, sedangkan perubahan tingkah laku tersebut merupakan hasil belajar.

Kecerdasan secara garis besar dapat di bagi menjadi delapan jenis kecerdasan. Yaitu: kecerdasan linguistik, kecerdasan logis matematika, kecerdasan visual spasial, kecerdasan musical, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan natural. (Masykur, 2007:104)

Kecerdasan intrapersonal merupakan kecerdasan seseorang yang mampu memahami diri sendiri, mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya sendiri, sehingga dapat memotivasi pada dirinya sendiri. Biasanya orang yang mempunyai skor tinggi dalam faktor- faktor kecerdasan intrapersonal akan digambarkan sebagai seorang yang merasa nyaman pada dirinya sendiri, puas dan berfikiran positif karena apa yang dilakukannya itu atas jerih payahnya sendiri.

Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang di hadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.

Didalam menemukan jawaban kita harus melalui proses yang benar yang tentunya atas jerih payahnya sendiri, bukan dari jerih payahnya orang lain. Jika proses itu benar maka hasilnya juga benar.

Dengan demikian ada hubungan antara kecerdasan intrapersonal dengan prestasi belajar matematika, sebab didalam menemukan jawaban matematika, perlu adanya proses yang benar dan dilakukan atas jerih payahnya sendiri. Dengan begitu mereka akan merasa puas dengan apa yang dilakukannya, sehingga perlu diadakan penelitian mengenai kecerdasan intrapersonal dengan prestasi belajar matematika.

Dalam meningkatkan mutu pendidikan perlu ditunjang adanya pembaharuan dibidang pendidikan. Salah satu caranya adalah melalui peningkatan kualitas pembelajaran yaitu dengan pembaharuan pendekatan atau peningkatan relevansi metode mengajar. Metode mengajar dikatakan relevan jika dalam prosesnya mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan melalui pembelajaran namun dalam kenyataannya masih banyak guru yang mengajar secara monoton yaitu hanya menggunakan satu metode saja. Misalnya metode konvensional, Padahal belum tentu setiap pokok bahasan suatu materi pelajaran cocok dan efektif diajarkan dengan metode konvensional.

Penggunaan media dalam proses pembelajaran merupakan salah satu upaya meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar para siswa. Dengan menggunakan media pengajaran dalam proses belajar mengajar akan diperoleh manfaat diantaranya pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa dan materi pengajaran akan lebih dipahami oleh para siswa.

Selain media pengajaran, motivasi belajar juga menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Motivasi timbul karena adanya keinginan untuk berbuat sesuatu, baik dari dirinya sendiri maupun pengaruh untuk berbuat sesuatu, baik dari dirinya sendiri maupun pengaruh dari luar. Keberhasilan dalam belajar sangat dipengaruhi oleh motivasi dari siswa itu sendiri. Apabila siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi maka siswa akan siap menerima dan menguasai materi yang disampaikan guru. Banyak siswa beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit, diperlukan motivasi yang tinggi untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Siswa yang motivasi belajar matematikanya tinggi maka hasilnya akan lebih baik dibanding dengan siswa yang motivasi belajar matematikanya rendah.

Berdasarkan uraian di atas, penulis pada penelitian ini akan meneliti sejauh mana pengaruh kecerdasan intrapersonal dan media pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika ditinjau dari motivasi siswa (siswa kelas XI semester ganjil SMA).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Masih rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

2. Pencapaian prestasi belajar yang maksimal dipengaruhi beberapa faktor yang terdapat dalam diri siswa adalah kesiapan, minat, intelegensi dan motivasi. Sedangkan faktor dari luar siswa adalah lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, materi pelajaran dan sarana penunjang belajar.

3. Setiap siswa mempunyai kecerdasan intrapersonal yang berbeda – beda. Ada yang mempunyai skor tinggi dalam kecerdasan intrapersonal dan ada yang tidak. Sehingga ada siswa yang dapat memotivasi terhadap dirinya sendiri dan ada yang acuh terhadap dirinya sendiri.

C. Pembatasan Masalah

Untuk mengatasi agar permasalahan yang akan di bahas pada penelitian tidak terlalu komplek maka perlu peneliti memberikan batasan-batasan permasalahan. Pembatasan permasalahan ini bertujuan agar penelitian yang akan dilakukan dapat tercapai pada sasaran dan tujuan dengan baik. Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Kecerdasan intrapersonal

Indikatornya meliputi : Adanya pengenalan terhadap diri sendiri, mengetahui apa yang diinginkan dan mengetahui apa yang penting dalam diri sendiri.

2. Prestasi belajar matematika di batasi pada nilai tes ulangan harian matematika semester ganjil kelas XI SMA

3. Media pembelajaran yang digunakan adalah Power Point

4. Motivasi siswa yang dimaksud adalah motivasi belajar matematika.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh kecerdasan intrapersonal terhadap prestasi belajar matematika ?

2. Apakah ada pengaruh penggunaan media power point terhadap prestasi belajar matematika?

3. Apakah ada interaksi antara kecerdasan intrapersonal, media pembelajaran dan motivasi siswa terhadap prestasi belajar matematika ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intrapersonal terhadap prestasi belajar matematika.

2. Untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika.

3. Untuk mengetahui interaksi antara kecerdasan intrapersonal , media pembelajaran dan motivasi siswa terhadap prestasi belajar matematika.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat guna :

1. Memberikan masukan bagi para guru / sekolah bahwa perkembangan kecerdasan itu bukan hanya dari faktor keturunan dan lingkungan saja, tetapi sekolah juga sangat berpengaruh dalam perkembangan kecerdasana siswa.

2. Memberikan informasi bagi para guru, khususnya guru bidang studi matematika sebagai pertimbangan untuk memperhatikan, melatih dan mengembangkan kecerdasan intrapersonal sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika di sekolah.

3. Memberikan masukan bagi para guru / sekolah dalam upaya meningkatkan prestasi belajar matematika.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah:

1. Bagian Awal Skripsi

Bagian ini memuat halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman pernyataan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran dan abstraksi.

2. Bagian Inti Skripsi

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini memuat latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini memuat kajian pustaka, kajian teori, kerangka berfikir, hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini memuat tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian. Populasi, sampel, dan sampling, definisi operasional variabel, metode pengumpulan data, instrumen penelitian dan teknik analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini berisi persiapan penelitian, pengambilan data, uji coba instrumen penelitian, diskripsi data, uji pesyaratan analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil analisis data.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini menjelaskan kesimpulan, impliksi dan saran.

3. Bagian Akhir Skripsi

Bagian akhir memuat daftar pustaka dan lampiran.




BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Dalam penelitian ini penulis mengacu pada penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan saat ini. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Penelitian Ambarsari Wulandari (2005) menemukan: 1) Terdapat pengaruh yang signifikan pada pola asuh oang tua dan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar matematika pada siswa kelas 1 SMP N 2 Wedi Klaten Tahun Ajaran 2003 / 2004. 2) Pola asuh orang tua dan aktivitas belajar siswa berpengaruh secara parsial terhadap prestasi belajar matematika. 3) Terdapat pengaruh yang signifikan pada pola asuh orang tua, aktivitas belajar dan intelegensi siswa terhadap prestasi belajar matematika pada siswa kelas 1 SMP N 2 Wedi Klaten Tahun Ajaran 2003 / 2004. 4) Terdapat perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang berintelegensi tinggi dan rendah.

Penelitian oleh Rinderiyana (2006) menyimpulkan bahwa media komputer misalnya Power Point dalam dunia pendidikan dipercaya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Penelitian oleh Herpratiwi (2006) dalam penelitianya menyimpulkan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh aspek motivasi belajar, dilihat dari komponen perhatian siswa terhadap pelajaran, komponen pandangan siswa tentang keterkaitan materi dengan keinginan dan kehidupan sehari-hari, komponen keyakinan atau percaya diri siswa, komponen kepuasan ketekunan dan keuletan siswa,komponen keinginan membantu teman bekerja kelompok, keinginan untuk menyelesaikan tugas dan masalah, komponen kemauan siswa untuk bertanya terhadap materi yang belum dipahami

Penelitian oleh Yuli Ariandi (2007) dalam penelitianya menyimpulkan bahwa media Power Point dapat membantu guru dalam menyampaikan materi dan meningkatkan minat siswa terhadap matematika

Penelitian oleh Heri Aryadi (2008) dalam penelitianya menyimpulkan bahwa: (1) ada pengaruh kecerdasan intrapersonal terhadap prestasi belajar, (2) ada pengaruh jenis kelamin terhadap prestasi belajar Matematika, (3) tidak ada interaksi antara kecerdasan intrapersonal dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar Matematika. Sehingga dapat dikatakan prestasi belajar Matematika siswa perempuan lebih baik dari laki-laki jika dilihat dari kecerdasan intrapersonalnya

Penelitian oleh Irma Kurniawati (2008) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pengajaran menggunakan media Power Point dengan siswa yang diberi pengajaran dengan metode konvensional, ada perbedaan prestasi belajar ditinjau dari motivasi belajar siswa, tidak ada interaksiyang signifikan antara media Power Point dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar.

Sedangkan perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan penulis adalah sebagai berikut:

Tabel 2. 1

Perbedaan Variabel Penelitian

No

Variabel

Peneliti

Kecerdasan

Media pembelajaran

Pola Asuh

Aktivitas Belajar

Motivasi Belajar

Prestasi Belajar

1

Ambar Sari



2

Rinderiyana





3

Herpartiwi




4

Yuli Ariyadi



5

Heri Aryadi





6

Irma Kurniawati




7

Peneliti



B. Kajian Teori

1. Prestasi Belajar Matematika

a. Tinjauan tentang Belajar

Sadiman (2002 : 1) mengemukakan bahwa “Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga keliang lahat nanti”.

Abin Syamsudin Makmun (2003 : 157) mengemukakan bahwa “Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu”.

Nana Syaodih Sukmadinata (2003 : 53) mengemukakan bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas mental / psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan dan sikap”.

Berdasarkan beberapa pandangan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa “Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap”.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar dapat kita lihat dari kegiatan belajar-mengajar. Adapun bagan kegiatan belajar mengajar adalah, sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kegiatan Belajar Mengajar

(Ngalim Purwanto, 2006 : 106)

Menurut Ngalim Purwanto (2006 : 106), gambar diatas dapat diambil kesimpulan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah sebagai berikut:

1) Raw input (masukan mentah) adalah siswa. Siswa memiliki karakteristik tertentu yaitu:

a) fisiologis ialah bagaimana kondisi fisiknya, panca inderanya, dan lain- lain.

b) Psikologis ialah minatnya, tingkat kecerdasannya, bakatnya, motivasinya, kemampuan kognitifnya.

2) Instrumental input atau faktor-faktor yang disengaja dirancang dan dimanipulasikan, yang meliputi kurikulum, atau bahan pelajaran, guru yang memberikan pengajaran, sarana dan fasilitas, serta manajemen yang berlaku di sekolah yang bersangkutan.

3) Environmental input atau masukan lingkungan, yang meliputi: alam dan sosial.

b. Tinjauan tentang Prestasi Belajar

Saifuddin Azwar (1999 : 164) mengemukakan bahwa “Prestasi atau keberhasilan belajar dapat dilihat dalam bentuk indikator-indikator yang berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, predikat keberhasilan dan semacamnya”.

Suharsimi Arikunto (2001 : 4) mengemukakan bahwa “Prestasi merupakan hasil kerja (ibarat sebuah mesin) yang keadaanya sangat komplek”.

Mulyono Abdurahman (2003 : 37) mengemukakan bahwa “Prestasi belajar atau hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”.

Berdasarkan pandangan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa “Prestasi belajar adalah penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar yang menggambarkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran dan dapat di lihat dalam bentuk indikator- indikator yang berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan dan predikat keberhasilan”.

c. Tinjauan tentang Matematika

Menurut Suriasumantri (2003:190), "matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari suatu pernyataan". Sejalan dengan pemikiran itu, Kennedy dan Tipps (2003:3) mengemukakan "Mathematics is a tool and a language for solving problems great and small". matematika adalah sebuah alat dan bahasa untuk memecahkan permasalahan besar dan kecil. Berarti matematika di sini bisa dimanfaatkan untuk komunikasi.

Seperti dikemukakan Paling yang dikutip oleh Mulyono Adurrahman (2003:252), matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang di hadapi manusia; suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.

Berdasarkan pandangan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa “Matematika adalah suatu bahasa melambangkan makna untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang di hadapi manusia dan memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan serta menggunakan pengetahuan tentang menghitung”.

d. Tinjauan tentang Prestasi Belajar Matematika

Berdasarkan pandangan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa “Prestasi belajar Matematika adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar yang menggambarkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran matematika yang dapat dilihat dari nilai matematika dalam rapor”.

2. Kecerdasan Intrapersonal

a. Tinjauan tentang Kecerdasan (Inteligens )

Seperti dikemukakan Howard Gardner yang dikutip oleh Adi W. Gunawan (2003 : 218), kecerdasan adalah potensi yang dapat atau tidak dapat diaktifkan, tergantung pada nilai suatu kebudayaan tertentu dan keputusan yang dibuat oleh pribadi atau keluarga, guru sekolah dan lain sebagainya.

Orang berfikir menggunakan pikiran (intelek) nya, cepat tidaknya dan terpecahkan atau tidaknya suatu masalah tergantung kepada kemampuan kecerdasannya. Ngalim Purwanto (2006 : 52) mengemukakan bahwa “Kecerdasan adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu”.

Berdasarkan pandangan beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa “kecerdasan adalah kemampuan yang dibawa manusia sejak lahir, yang dapat dikembangkan ataupun tidak, tergantung pada nilai dari suatu kebudayaan tertentu” .

Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan sehingga terdapat perbedaan kecerdasan seseorang dengan yang lain ialah, sebagai berikut:

1) Pembawaan, pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir.

2) Kematangan, tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.

3) Pembentukan, pembentukan ialah segala keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan inteligensi. Dibedakan dalam pembentukan sengaja seperti yang dilakukan di sekolah - sekolah dan pembentukan tidak sengaja seperti pengaruh alam sekitar.

4) Minat dan pembawaan yang khas, minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu.

5) Kebebasan, kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode tertentu dalam memecahkan masalah.

(Ngalim Purwanto, 2006: 55- 56)

b. Tinjauan tentang Kecerdasan Intrapersonal

Adi W. Gunawan (2003 : 238) mengemukakan bahwa “Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan diri sendiri”. Kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk secara akurat dan realistis menciptakan gambaran mengenai diri sendiri (kekuatan dan kelemahan), kesadaran akan mood atau kondisi emosi dan mental diri sendiri, kesadaran akan tujuan, motivasi, keinginan, proses berfikir dan kemampuan melakukan disiplin diri, mengerti diri sendiri dan harga diri.

Agus Efendi (2005 : 156) mengemukakan bahwa “Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan yang bergerak kedalam; acces to one’s own feeling life (akses kepada kehidupan perasaan diri sendiri); kecerdasan dalam membedakan perasaan-perasaan secara instan”

Berdasarkan pandangan beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa ”Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan diri sendiri, serta perasaan diri sendiri; kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk secara akurat dan realistis menciptakan gambaran mengenai diri sendiri (kekuatan dan kelemahan)”

Kecerdasan intrapersonal mempunyai 3 aspek, adapun 3 aspek dalam kecerdasan intrapersonal adalah sebagai berikut:

1) Mengenali diri sendiri

a) Kesadaran diri emosionil, yaitu bagian dari bebas buta emosi, dan sebuah tanda keseimbangan dan kedewasaan.

b) Sikap asertif, yaitu keterampilan emosional untuk secara bebas dan tepat mengungkapkan pikiran, perasaan, pendapat, dan keyakinan.

c) Harga diri, yaitu karakteristik kecerdasan emosi yang menunjukkan penilaian diri yang tinggi dan merupakan sumber penting bagi rasa percaya diri.

d) Kemandirian, yaitu sebuah sifat yang kita hubungkan dengan orang-orang yang suka memulai sebagai ciri dari kecerdasan emosi, kita dapat menggambarkan orang yang bebas atau tidak bergantung.

e) Aktualisasi diri, yaitu menganggap rendah dan membatasi diri sendiri.

2) Mengetahui apa yang diinginkan

Orang yang cerdas cenderung mengetahui apa yang mereka inginkan dan kemana tujuan hidup mereka. Untuk itu, mereka cenderung mendapatkan apa yang diinginkan dan mencapai tujuan mereka, dan kenyataannya mereka berhasil.

3) Mengetahui apa yang penting

Kita memiliki kecenderungan yang sama untuk menilai kembali diri kita. Tujuan yang di pertimbangkan dan nilai-nilai yang mendasarinya akan menemukan urutan kepentingan sendiri

(Harry Alder, 2001: 79 - 97)

3. Media Pembelajaran

Dalam suatu proses pembelajaran, seorang guru dituntut untuk dapat mengembangkan ketrampilan membuat media pengajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dalam pembelajaran (Admin, 2005).

Menurut Hamzah (2007: 66) fungsi media pembelajaran antara lain sebagai berikut:

a. Dapat memperbesar benda yang sangat kecil atau tidak tampak oleh mata.

b. Dapat menyajikan benda atau peristiwa yang terletak jauh diluar jangkauan kehadapan peserta belajar.

c. Menyajikan peristiwa yang kompleks,rumit,berlangsung cepat menjadi lebih sederhana dan sistematis.

d. Menyajikan peristiwa atau benda yang berbahaya melalui film atau foto sehingga dapat dipelajari oleh peserta belajar.

e. Meningkatkan daya tarik materi pelajaran dan perhatian peserta belajar.

f. Meningkatkan sistematika pengajaran

4. Microsoft Power Point

Menurut Widianto (2006: 35) Microsoft Power Point adalah sebuah program khusus trend dan merupakan program yang paling sering digunakan untuk mempresentasikan produk barang dan jasa maupun untuk mempresentasikan laporan keuangan bahkan dengan mudah anda dapat mempresentasikan sebuah seminar dan hasil penelitian, skripsi dan lain-lain. Selama bekerja dengan Microsoft Power Point, informasi yang akan disampaikan berupa kerangka laporan atau outline. Outline-outline tersebut ditampilkan menjadi slide per slide.

Microsoft Power Point XP sangat mudah dipelajari, meski terkesan rumit namun dapat dipelajari dengan cepat. Untuk yang belum memiliki bayangan mengenai rancangan dari presentasi, Microsoft Power Point XP menyediakan fasilitas Auto Content Wizard untuk membimbing dalam merancang dan membuat sebuah presentasi.

a. Cara menggunakan Auto Content Wizard adalah sebagai berikut:

1) Jalankan program aplikasi Microsoft Power Point XP

2) Klik pilihan From Auto Content Wizard pada Takspane.

3) Klik Next untuk melanjutkan

4) Lihat masing-masing group dari type presentasi. Setelah dilakukan pemilihan klik next, muncul kotak dialog Presentation Style.

Pada kotak dialog Presentation Style di atas diberikan pilihan jenis output presentasi yang diinginkan.

a) On screen presentation

Jenis presentasi yang ditampilkan pada layar monitor dengan segala efek animasinya

b) Web presentation

Jenis presentasi berupa halaman web dan nantinya bisa diakses ke web server tujuannya untuk memenuhi kebutuhan pemakai internet yang ingin melihatnya.

c) Black and white overheads

Jenis presentasi yang outputnya akan dicetak pada transparansi hitam putih.

d) Color overheads

Jenis presentasi yang outpunya akan dicetak pada transparansi

e) 35mm slide

Jenis presentasi yang outputnya akan dicetak pada lembar slide 35mm.

5) Klik salah satu pilihan, misalnya On Screen Presentation, Klik Next 2x Finish.

b. Tampilan Kerja dalam Microsoft Power Point XP

Untuk memudahkan selama proses pembuatan slide dan melakukan control terhadap keseluruhan slide, Microsoft Power Point XP menyediakan fasilitas tampilan sebagai berikut:

1) Tampilan Normal

Pada tampilan ini lebih ditekankan pada editing atau pengembangan desain maupun substansi dari masing-masing slide. Tampilan Normal View ini diaktifkan dengan cara :

a) Klik pada menu View

b) Klik Normal atau klik Normal View pada baris toolbar sebelah kiri bawah.

2) Tampilan Slide Sorter View

Tampilan Slide Sorter digunakan untuk melakukan manajemen slide sehingga urutan slide menjadi sistematis. Dapat dengan mudah untuk melakukan penambahan atau pengurangan slide, juga nantinya pada pemasangan efek animasi dapat dibandingkan antar slide sebelum dan sesudahnya.

Untuk aktifasi mode ini dengan cara :

a) Klik pada menu View

b) Klik Slide Sorter atau dari toolbar klik Slide Sorter View

c. Membuat Presentasi Sederhana

Sebuah presentasi memerlukan pemikiran yang baik, sehingga mampu membuat pemirsa mengerti apa yang kita sampaikan. Berarti membutuhkan semacam alur cerita dari awal sampai akhir. Berikut contoh cara membuat slide:

Gambar 2.2 contoh slide

1) Jalankan program Microsoft Power Point

2) Pilih Layout yang diinginkan dengan cara klik menu Format Slide Layout.

3) Untuk membuat slide seperti pada gambar di atas, pilih bentuk layout yang blank pada Takspane.

4) Merancang presentasi sesuai dengan keinginan untuk memperjelas alur materi yang akan disampaikan

d. Menyimpan File

1) Klik File Save As

2) Tentukan dimana file tersebut akan disimpan

3) Klik kotak file name, lalu ketik nama filenya

4) Klik tombol Save

e. Membuka File

1) Klik File Open

2) Pilih folder tempat file tersebut disimpan

3) Klik file yang akan dibuka

4) Klik tombol Open

5. Motivasi Belajar

Menurut Usman (2000: 28): “motivasi adalah suatu proses untuk mengingatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai suatu tujuan.”

Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan (Sardiman, 2001: 71)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah penggerak seorang siswa untuk melakukan aktivitas belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.

6. Lingkaran

Lingkaran adalah tempat kedudukan atau himpunan titik-titik yang berjarak sama terhadap suatu titik yang tertentu. Titik tertentu tersebut dinamakan pusat lingkaran dan jarak yang tetap tersebut dinamakan jari-jari lingkaran.

Dari gambar di atas, titik O adalah pusat lingkaran. Titik A, B, C, D terletak pada lingkaran, maka OA = OB = OC = OD adalah jari-jari lingkaran = r.

a. Persamaan Lingkaran dengan Pusat di O(0, 0)

Jika titik A(xA , yA) terletak pada lingkaran yang berpusat di O, maka berlaku OA = jari-jari lingkaran. Dengan menggunakan rumus jarak titik O(0, 0) ke titik A(xA , yA) diperoleh:

Jadi rumus persamaan lingkaran yang berpusat di (0,0) dan berjari-jari r adalah r2= x2+y2.

b. Persamaan Lingkaran dengan Pusat di A(a, b)

Jika titik A(a, b) adalah pusat lingkaran dan titik B(x, y) terletak pada lingkaran, maka jari-jari lingkaran r sama dengan jarak dari A ke B.

Jadi rumus persamaan lingkaran yang berpusat di (0,0) dan berjari-jari r adalah r2= (x-a)2+ (y-b)2

(Nugroho, 2008: 117-118)

c. Bentuk umum persamaan lingkaran

1). Persamaan Lingkaran dengan Pusat di O(0, 0)

L è x2+ y2 = r2

2). Persamaan Lingkaran dengan Pusat di A(a, b)

L è x2 + y2 + Ax + By + C = 0

(Sartono, 2004 :166)

d. Tempat kedudukan titik terhadap lingkaran

1). Pada Lingkaran x2+ y2 = r2

Jika diketahui titik A(a,b) maka tempat kedudukan titik A(a,b) terhadap lingkaran x2+ y2 = r2 adalah

è Terletak di dalam lingkaran

2). Pada Lingkaran (x-a)2+ (y-b)2 = r2

è Terletak di dalam lingkaran

Jika diketahui titik A(h,k) maka tempat kedudukan titik A(h,k) terhadap lingkaran (x-a)2+ (y-b)2 = r2 adalah

3). Pada Lingkaran x2 + y2 + Ax + By + C = 0

è Terletak di dalam lingkaran

Jika diketahui titik A(h,k) maka tempat kedudukan titik A(h,k) terhadap lingkaran x2 + y2 + Ax + By + C = 0 adalah

(Nugroho, 2008: 123-124)


C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan penyajian diskripsi teoritik dapat disusun suatu kerangka berpikir untuk memperjelasarah dan maksud penelitian kerangka berpikir ini disusun berdasarkan variabel yang dipakai dalam penelitian yaitu kecerdasan intrapersonal, media pembelajaran, motivasi belajar dan prestasi belajar.

Keberhasilan siswa yang ditunjukkan dengan tercapainya prestasi, pada dasarnya siswa itu mengenali diri sendiri, memahami, serta mengetahui kelemahan dan keunggulan pada dirinya sendiri sehingga siswa itu dapat memotivasi dirinya sendiri untuk mencapai prestasi itu.

Adanya pengenalan diri sendiri, memahami, mengetahui kelemahan dan keunggulan pada dirinya dan mampu memotivasi merupakan ciri atau aspek di dalam kecerdasan intrapersonal. Sehingga jika siswa mempunyai kecerdasan intrapersonal yang tinggi, siswa itu tentunya mampu mempersiapkan kegiatan belajar matematikanya. Untuk itu guru atau sekolah mempunyai langkah-langkah untuk melatih dan mengembangkan Kecerdasan intrapersonal. Sehingga anak itu selalu termotivasi untuk belajar matematika.

Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari prestasi belajar siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa selain kecerdasan intrapersonal diatas diantaranya adalah media pembelajaran yang digunakan guru dan motivasi belajar siswa.

Dari uraian diatas dapat diambil hubungan antar variabel. Adapun gambar hubungan antara variabel adalah sebagai berikut:

Gambar 2. 2

Hubungan Antar Variabel Penelitian

Keterangan:

X1 : Kecerdasan intrapersonal

X2 : Media Pembelajaran

X3 : Motivasi siswa

Y : Prestasi belajar matematika

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka, kajian teori dan kerangka pemikiran dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada pengaruh yang signifikan kecerdasan intrapersonal terhadap prestasi belajar matematika.

2. Ada pengaruh yang signifikan penggunaan media Power Point terhadap prestasi belajar matematika

3. Ada pengaruh yang signifikan motivasi terhadap prestasi belajar matematika.

4. Tidak ada interaksi yang signifikan antara kecerdasan intrapersonal, media pembelajaran dan motivasi terhadap prestasi belajar matematika


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian “Quasi Experimental research” karena untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variabel yang relevan. (Budiyono, 2003: 82-83)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang digunakan sebagai penelitian adalah SMA N I Nogosari Boyolali yang terletak di Jl. Kalioso – Simo 11 Km Nogosari. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2008 sampai dengan bulan Februari pada tahun 2009. penulis mengadakan penelitian di SMA N I Nogosari Boyolali didasarkan beberapa pertimbangan antara lain merupakan sekolah unggulan diantara sekolah yang setaraf didaerah Nogosari.

Tabel 3. 1

Waktu Penelitian

No

Waktu

Tahap

Oktober

November

Desember

Januari

Februari



1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

Persiapan

x

x

x

x

x

x















2

Pelaksanaan







x

x

x

x











3

Analisis Data











x

x

x

x

x






4

Pelaporan















x

x

x

x

x

x

C. Subyek Penelitian

1. Populasi

Margono (2000 : 121) mengemukakan bahwa “Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan”. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil SMA N I Nogosari Boyolali.

2. Sampel

Sampel adalah kelompok kecil yang secara nyata kita teliti dan tarik kesimpulan (Sukmadinata, 2006: 250). Sedangkan menurut Budiyono (2000: 119) sampel adalah sebagian populasi yang diamati. Sampel dari penelitian ini akan diambil dua kelas dari enam kelas. Kelas eksperimen dalam pembelajaran menggunakan media Power Point dan kelas kontrol dalam pembelajaran menggunakan metode konvensional.

Untuk mengetahui bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen maka diadakan uji keseimbangan, untuk menguji keseimbangan tersebut digunakan uji variabel matching dari data nilai ujian tengah semester kelas XI tahun 2008/2009.

Siswa yang tidak terpilih sebagai sampel dari masing – masing kelas selanjutnya digunakan sebagai kelompok uji coba (try out).

3. Sampling

Sampling adalah prosedur atau langkah-langkah penentuan sampel (Sukmadinata, 2006: 266). Teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan adalah Cluster Random, dimana setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Adapun cara pengambilan sampelnya yaitu dengan membuat enam gulungan kertas yang masing-masing ditulis kelas XIA, XIB, XIC, XID, XIE, XIF. Selanjutnya adalah menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Cara menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen juga dilakukan dengan cara undian, kertas yang jatuh pertama kali akan dijadikan kelas eksperimen dan kertas yang jatuh kedua akan dijadikan kelas kontrol

D. Instrumen Penelitian

1. Definisi Operasional Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas

1). Kecerdasan intrapersonal

(a) Definisi Operasional

Kecerdasan intrapersonal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kecerdasan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan diri sendiri serta perasaan diri sendiri. Kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk secara akurat dan realistis menciptakan gambaran mengenai diri sendiri (kekuatan dan kelemahan).

(b) Indikator

Dilihat dari hasil angket kecerdasan intrapersonal yang meliputi 3 aspek, yaitu:

- Mengenali diri sendiri

- Mengetahui apa yang diinginkan

- Mengetahui yang penting dalam diri sendiri

(c) Skala Pengukuran

Skala pengukuran dalam kecerdasan intrapersonal adalah skala ordinal, dimana skala ordinal diperoleh dari skala interval yang diubah kedalam skala ordinal dengan 3 kriteria yaitu tinggi, sedang dan rendah

(d) Simbol : ai ; i = 1, 2, 3

2). Media Pembelajaran

(a) Definisi operasional : Media pembelajaran adalah alat yang digunakan saat proses belajar mengajar berlangsung sebagai perantara atau penghubung untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar.

(b) Indikator : Penggunaan media pembelajaran dengan Power Point untuk kelas eksperimen dan metode konvensional untuk kelas kontrol.

(c) Skala pengukuran : skala nominal yang hanya bisa membedakan sesuatu yang bersifat kualitatif, terdiri dari dua kategori yaitu:

a) Kelas eksperimen : siswa yang diberikan pengajaran menggunakan media.

b) Kelas kontrol : siswa yang diberikan pengajaran menggunakan metode konvensional.

(d) Simbol : bj ; j = 1, 2

3). Motivasi Belajar Siswa

(a) Definisi operasional : Motivasi belajar adalah penggerak seorang siswa untuk melakukan aktivitas belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.

(b) Indikator : Nilai hasil angket yang berhubungan dengan motivasi belajar siswa.

(c) Skala pengukuran : Skala ordinal dengan 3 kategori yaitu motivasi belajar tinggi, sedang, dan rendah.

(d) Simbol : ck ; k = 1, 2, 3

b. Variabel Terikat

1) Definisi Operasional

Prestasi belajar matematika adalah hasil kerja yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar yang menggambarkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran matematika.

2) Indikator

Indikator dalam prestasi belajar matematika adalah dilihat dari nilai hasil ulangan harian matematika siswa

3) Skala Pengukuran

Skala pengukuran prestasi belajar matematika adalah skala interval.

4) Simbol : Y

2. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis perlu menentukan metode pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Pada penelitian ini, penulis hanya menggunakan metode pokok yang berupa metode angket dan metode dokumentasi.

a. Metode Tes

Dalam penelitian ini metode tes digunakan untuk memperoleh data atau mengukur prestasi belajar matematika pada pokok bahasan lingkaran. Adapun prosedur pelaksanaan penelitian ini meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:

1) Menentukan materi yang akan digunakan untuk membuat soal.

2) Menentukan bentuk soal yang akan dibuat yaitu obyektif.

3) Menyusun tabel kisi-kisi soal tes.

4) Menjabarkan kisi-kisi dalam butir-butir soal.

5) Prosedur pemberian skor untuk jawaban tes sebagai berikut: nilai 1 jika benar 0 jika salah.

6) Uji coba tes.

b. Metode angket

Metode angket digunakan untuk mendapatkan data tentang kecerdasan intrapersonal dan motivasi belajar siswa.

Suharsimi Arikunto (2001 : 28) mengemukakan bahwa “Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden)”. Angket berupa pilihan ganda yang berjumlah 20 soal.

c. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data yang berasal dari catatan – catatan, literatur, arsip pendukung serta dokumen yang berhubungan dengan masalah penelitian antara lain:

a. Daftar nama siswa yang akan digunakan sebagai sampel penelitian .

b. Nilai tes ulangan harian kelas XI tahun ajaran 2008/2009 bidang studi matematika

3. Penyusunan Instrumen

Instrumen dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket kecerdasan intrapersonal dan angket motivasi belajar siswa.

Dalam penyusunan angket diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menetapkan tujuan

Tujuan penyusunan angket adalah untuk memperoleh data tentang kecerdasan intrapersonal dan motivasi belajar siswa.

b. Menentukan jenis atau bentuk angket

c. Menentukan banyak item pertanyaan

d. Pembuatan kisi-kisi angket

e. Pembuatan butir angket

f. Penilaian skor angket

4. Uji Coba Instrumen

Instrumen penelitian harus diuji cobakan sebelum digunakan untuk meneliti, agar mengetahui validitas dan reliabilitasnya.

1) Uji Validitas Angket

Suharsimi Arikunto (2001 : 58) mengemukakan bahwa “Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila dapat memberikan gambaran tentang data secara benar sesuai dengan kenyataan atau keadaan sesungguhnya”. Valid disebut dengan istilah sahih.

Dalam penelitian ini validitas yang dipakai adalah validitas isi. Validitas isi adalah validitas yang diperoleh setelah dilakukan penganalisisan, penelusuran atau pengujian terhadap isi yang terkandung dalam instrumen.

2) Uji Validitas Item

Setelah dilakukan uji validitas isi maka ditindak lanjuti dengan melakukan uji analisis item atau validitas item. Sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total (Suharsimi Arikunto, 2001 : 76).

Untuk menguji validitas item digunakan teknik korelasi product moment, yaitu:

di mana:

: Koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variable yang dikorelasikan.

: Jumlah perkalian X dan Y

X : Skor item

Y : Skor total

N : Cacah subyek

(Suharsimi Arikunto, 2001: 72)

suatu item dikatakan valid apabila harga hasil perhitungan lebih besar dari r tabel dari N (jumlah responden) dengan taraf signifikansi 5 %

3) Uji Reliabilitas Angket

Reliabilitas berasal dari kata reliable yang artinya dapat dipercaya. Seseorang dikatakan dapat dipercaya jika orang tersebut tidak berubah pembicaraannya dari waktu ke waktu (Suharsimi Arikunto, 2001 : 59). Dengan demikian agar suatu angket dapat dipercaya, maka harus diuji reliabilitasnya. Untuk menguji reliabilitas angket, penulis menggunakan rumus Alpha yaitu sebagai berikut:

di mana:

: Reliabilitas yang dicari

: Jumlah variansi skor tiap-tiap item

: variansi total

(Suharsimi Arikunto, 2001 : 109)

hasil penelitian dari uji reliabilitas dengan rumus alpha diinterpretasikan sebagai berikut:

Tabel 3. 3

Interpretasi Reliabilitas dengan Rumus Alpha

Besarnya nilai r

Interpretasi

0,800 <>

0,600 <>

0,400 <>

0,200 <>

0,000 <>

Sangat Tinggi

Cukup Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat Rendah

(Suharsimi Arikunto, 2002 : 171)

E. Teknik Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji normali-tas dan uji homogenitas

1. Uji Normalitas

Untuk menguji normalitas digunakan metode Liliefors, adapun prosedurnya sebagai berikut:

a. Hipotesis

= Sampel berasal dari populasi normal

= Sampel tidak berasal dari populasi normal

b. Statistik uji

L = Maks | F() – S() |

Dimana :

F() = P ( Z Z ~ N (0, 1)

S() = Proporsi cacah Z terhadap seluruh cacah

s = deviasi standart atau simpangan baku

= skor standart

=

c. Taraf signifikansi : = 0,05

d. Daerah kritik : DK = . Harga dapat diperoleh dari tabel Lilliefors pada tingkat signifikansi dengan derajat kebebasan n.

e. Keputusan uji

ditolak jika L DK, atau tidak ditolak jika L DK

(Budiyono, 2000 : 169)

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk menguji apakah populasi mempunyai variansi yang sama. Metode yang digunakan adalah dengan uji Bartlett. Prosedur pemakaiannya adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis

: (sampel homogen)

* : tidak semua variansi sama (sampel tidak homogen)

b. Statistik Uji

dengan:

~ ( K – 1 )

k = Banyaknya populasi = Banyak sampel

f = Derajat kebebasan untuk RKG = N – k

j = 1, 2,…,k

N = Banyaknya seluruh nilai (ukuran)

= Banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j

c =

RKG =

c. Taraf Signifikansi : = 0,05

d. Daerah Kritik : DK =

e. Keputusan Uji :

(Budiyono, 2000 : 177)

F. Teknik Analisis Data

Analisis data penelitian ini menggunakan analisis variansi tiga jalan dengan sel sama adalah perluasan dari analisis variansi dua jalan dengan sel yang sama. Pada analisis variansi tiga jalan, terdapat 3 variabel bebas yaitu : A (kecerdasan intrapersonal), B (media pembelajaran),dan C (motivasi siswa), serta 1 variabel terikat yaitu : prestasi belajar. Asumsi bagi analisis variansi tiga jalan dengan sel yang sama adalah sebagai berikut:

dimana :

= data amatan ke-1 pada faktor A kategori ke-1, faktor B kategori ke-j, dan faktor C kategori ke-k

i = 1, 2,…, p

1 = tinggi

2 = sedang

3 = rendah

j = 1,2

1 = dengan media pembelajaran

2 = tanpa media pembelajaran

k = 1, 2, 3,…, r

1 = tinggi

2 = sedang

3 = rendah

l = 1, 2, 3,…, n; n = banyaknya data amatan pada amatan pada setiap sel

Prosedur dalam pengujian dengan menggunakan analisis variansi dua jalan yaitu:

1. Hipotesis

2. Komputasi

Tabel 3. 4

Notasi dan Tata letak Data

A

C

B

X1111

X1112

X111n

X1211

X1212

X121n

X1121

X1122

X112n

X1221

X1222

X122n

X1131

X1132

X113n

X1231

X1232

X123n

X2111

X2112

X211n

X2211

X2212

X221n

X2121

X2122

X212n

X2221

X2222

X222n

X2131

X2132

X213n

X2231

X2232

X223n

A3

X3111

X3112

X311n

X3211

X3212

X321n

X3121

X3122

X312n

X3221

X3222

X322n

X3131

X3132

X313n

X3231

X3232

X323n

Tabel 3. 5

Tabel Jumlah AB

Faktor B

b1

b2

Total

a1

A1B1

A1B2

A1

a2

A2B1

A2B2

A2

a3

A3B1

A3B2

A3

Total

B1

B2

G

Tabel 3. 6

Tabel Jumlah AC

Faktor C

c1

c2

c3

Total

a1

A1C1

A1C2

A1C3

A1

a2

A2C1

A2C2

A2C3

A2

a3

A3C1

A3C2

A3C3

A3

Total

C1

C2

C3

G

Tabel 3. 7

Tabel Jumlah BC

Faktor C

c1

c2

c3

Total

b1

B1C1

B1C2

B1C3

B1

b2

B2C1

B2C2

B2C3

B2

Total

C1

C2

C3

G

Tabel 3. 8

Tabel Jumlah ABC

A

C

B

a3

A3

A3

A3

A3

A3

A3

Dimana :

* : Kecerdasan intrapersonal tinggi

* : Kecerdasan intrapersonal sedang

A3 : Kecerdasan intrapersonal rendah

* : Dengan media pembelajaran

* : Tanpa media pembelajaran

C1 : Motivasi siswa tinggi

C2 : Motivasi siswa sedang

C3 : Motivasi siswa rendah

* C1 : Tingkat motivasi tinggi pada kecerdasan intrapersonal tinggi

* C2 : Tingkat motivasi sedang pada kecerdasan intrapersonal tinggi

* C3 : Tingkat motivasi rendah pada kecerdasan intrapersonal tinggi

* C1 : Tingkat motivasi tinggi pada kecerdasan intrapersonal sedang

* C2 : Tingkat motivasi sedang pada kecerdasan intrapersonal sedang

* C3 : Tingkat motivasi rendah pada kecerdasan intrapersonal sedang

A3 C1 : Tingkat motivasi tinggi pada kecerdasan intrapersonal rendah

A3 C2 : Tingkat motivasi sedang pada kecerdasan intrapersonal rendah

A3 C3 : Tingkat motivasi rendah pada kecerdasan intrapersonal rendah

* C1 : Tingkat motivasi tinggi dengan media pembelajaran

* C2 : Tingkat motivasi sedang dengan media pembelajaran

* C3 : Tingkat motivasi rendah dengan media pembelajaran

* C1 : Tingkat motivasi tinggi tanpa media pembelajaran

* C2 : Tingkat motivasi sedang tanpa media pembelajaran

* C3 : Tingkat motivasi rendah tanpa media pembelajaran

A1* : Kecerdasan intrapersonal tinggi dengan media pembelajaran

A2 : Kecerdasan intrapersonal sedang dengan media pembelajaran

A3* : Kecerdasan intrapersonal rendah dengan media pembelajaran

A1* : Kecerdasan intrapersonal tinggi tanpa media pembelajaran

A2 : Kecerdasan intrapersonal sedang tanpa media pembelajaran

A3* : Kecerdasan intrapersonal rendah tanpa media pembelajaran

A1* C1 : Kecerdasan intrapersonal tinggi dan tingkat motivasi tinggi dengan media pembelajaran

A2* C1 : Kecerdasan intrapersonal sedang dan tingkat motivasi tinggi dengan media pembelajaran

A3* C1 : Kecerdasan intrapersonal rendah dan tingkat motivasi tinggi dengan media pembelajaran

A1B2 C1 : Kecerdasan intrapersonal tinggi dan tingkat motivasi sedang dengan media pembelajaran

A2 B2 C1 : Kecerdasan intrapersonal sedang dan tingkat motivasi sedang dengan media pembelajaran

A3 B2 C1 : Kecerdasan intrapersonal rendah dan tingkat motivasi sedang dengan media pembelajaran

A1* C2 : Kecerdasan intrapersonal tinggi dan tingkat motivasi tinggi tanpa media pembelajaran

A2* C2 : Kecerdasan intrapersonal sedang dan tingkat motivasi tinggi tanpa media pembelajaran

A3* C2 : Kecerdasan intrapersonal rendah dan tingkat motivasi tinggi tanpa media pembelajaran

A1 B2 C2 : Kecerdasan intrapersonal tinggi dan tingkat motivasi sedang tanpa media pembelajaran

A2 B2 C2 : Kecerdasan intrapersonal sedang dan tingkat motivasi sedang tanpa media pembelajaran

A3 B2 C2 : Kecerdasan intrapersonal rendah dan tingkat motivasi sedang tanpa media pembelajaran

A1* C3 : Kecerdasan intrapersonal tinggi dan tingkat motivasi rendah dengan media pembelajaran

A2* C3 : Kecerdasan intrapersonal sedang dan tingkat motivasi rendah dengan media pembelajaran

A3* C3 : Kecerdasan intrapersonal rendah dan tingkat motivasi rendah dengan media pembelajaran

A1 B2 C3 : Kecerdasan intrapersonal tinggi dan tingkat motivasi rendah tanpa media pembelajaran

A2 B2 C3 : Kecerdasan intrapersonal sedang dan tingkat motivasi rendah tanpa media pembelajaran

A3 B2 C3 : Kecerdasan intrapersonal rendah dan tingkat motivasi rendah tanpa media pembelajaran

Pada analisis variansi tiga jalan dengan sel sama, didefinisikan 9 besaran sebagai berikut :


(1) =

(2) =

(3) =

(4) =

(5) =

(6) =

(7) =

(8) =

(9) =


Terdapat sembilan jumlah kuadrat pada analisis variansi tiga jalan, berdasarkan sifat-sifat matematis tertentu dapat dirumuskan sebagai berikut:

JKA = (3) – (1)

JKC = (5) – (1)

JKB = (4) – (1)

JKAB = (1) + (6) – (3) – (4)

JKAC = (1) + (7) – (3) – (5)

JKBC = (1) + (8) – (4) – (5)

JKABC = (3) + (4) + (5) + (9) – (1) – (6) – (7) – (8)

JKG = (2) – (9)

JKT = (2) – (1)

dimana :

JKA = Jumlah kuadrat baris

JKB = Jumlah kuadrat kolom

JKAB = Jumlah kuadrat kolom interaksi

JKG = Jumlah kuadrat galat

JKT = Jumlah kuadrat total

Derajat kebebasan untuk masing-masing jumlah kuadrat tersebut adalah:


dkA = p – 1

dkB = q – 1

dkC = r - 1

dkAB = (p – 1) (q – 1)

dkAC = (p – 1) (r – 1)

dkBC = (q – 1) (r – 1)

dkABC= (p – 1) (q – 1) (r – 1)

dkT = N – 1

dkB = q – 1

dkG = N - pqr


Jumlah kuadrat dan derajat kebebasan, sebagai berikut:



3. Statistik Uji

1) (r – 1)

pqr

-

N

dan


4. Daerah Kritik

Untuk masing- masing nilai F diatas, daerah kritiknya adalah:

a. Daerah kritik untuk

b. Daerah kritik untuk

c. Daerah kritik untuk

d. Daerah kritik untuk

e. Daerah kritik untuk

f. Daerah kritik untuk

g. Daerah kritik untuk

5. Keputusan Uji

ditolak apabila harga statistik yang bersesuaian melebihi harga daerah kritiknya. Harga kritik tersebut diperoleh dari tabel distribusi F pada tingkat signifikansi a.

Tabel 3. 5

Tabel Anova

Sumber

JK

dk

RK

Fobs

Fα

P

A

JKA

p – 1

RKA

F*

<α atau >α

B

JKB

q – 1

RKB

F*

<α atau >α

C

JKC

r - 1

RKC

Fc

F*

<α atau >α

AB

JKAB

(p –1)(q –1)

RKAB

F*

<α atau >α

AC

JKAC

(p –1)(r –1)

RKAC

Fac

F*

<α atau >α

BC

JKBC

(q –1)(r –1)

RKBC

Fbc

F*

<α atau >α

ABC

JKABC

(p –1) (q –1)(r –1)

RKABC

Fabc

F*

<α atau >α

G ( galat )

JKG

N – pqr

RKG

-

-

-

Total

JKT

N – 1

-

-

-

-

(Budiyono, 2000 : 233-237)

Uji lanjutan pada analisis data ini adalah dengan metode scheffe, adapun langkah-langkahnya antara lain:

1) Komparasi rataan antar baris

UJi scheffe untuk komparasi rataan antar baris adalah:

dengan :

2) Komparasi rataan antar kolom

dengan daerah kritik:

3) Komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama

dengan:

4) Komparasi rataan antar sel pada baris yang sama

dengan daerah kritik:

(Budiyono, 2000:209-210)


PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI SISWA

Usulan Penelitian Untuk Skripsi S-1

FKIP Matematika




Diajukan Oleh :

IKHSAN DWI SETYONO

A 410 050 090

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2008


DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2007. Media Pembelajaran. http://blog.persimpangan.com/blog/ 2007/08/04/media-pembelajaran/, diakses tanggal 29 Maret 2008, pukul 08:40.

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Alder, Harry. 2001. Pacu EQ dan IQ Anda. Jakarta: Erlangga.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Aryadi, Heri. 2008. Pengaruh Kecerdasan Intrapersonal Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Jenis Kelamin Siswa. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta

Azwar, Saifuddin. 1999. Pengantar Psikologi Inteligensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Budiyono. 2000. Statistika Dasar untuk Penelitian. Surakarta: FKIP UNS

Gunawan, Adi. 2003. Petuntuk Praktis untuk Menerapkan Accelerated learning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hamzah, Uno. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Herpratiwi. 2006. Prestasi Belajar. http:/digilid.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse &op=read&id= laptunilappgdl2006herpatiwi. Diakses tanggal 27 Maret 2008, pukul 13:30

Kurniawati, Irma. 2008. Eksperimentasi Pembelajaran Menggunakan Media Power Point Pada Pokok Bahasan Lingkaran Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta

Makmun, Abin. 2003. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Margono, S. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Masykur, Moch & Abdul Halim Fathani. 2007. Mathematical Intellegence. Malang: Ar-ruzz Media Group

Nasir, Moh. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Pustaka.

Purwanto, Ngalim. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rinderiyana. 2006. Power Point. http://digilid.unila.ac.id/go.php?id=lap lapp-gdl-s2-2006-rinderiyan-510. Diakses tanggal 20 Oktober 2008. pukul 15:30

Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sukmadinata, Nana S. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sukmadinata, Nana S. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya

Suriasumantri, Jujun S. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Susanti, Rina. 2008. Perencanaan Sumber Belajar Matematika Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sma Muhammadiyah Kota Surakarta. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta

Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

Wulandari, Ambarsari. 2005. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Aktivitasbelajar terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Tingkat Intelegensi Siswa. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Yuli, Ariandi. 2007. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Meningkatkan Minat Siswa Terhadap Matematika. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Zainurie. 2007. “Pakar Matematika” Bicara Tentang, Prestasi Pendidikan Matematika Indonesia. http://zainurie.wordpress.com/2007/05/14/pakar-matematika-bicara-tentang-prestasi-pendidikan-matematika-indonesia/. Di akses 26 Oktober 2008. Pukul 20:00 WIB


PENGESAHAN


Tidak ada komentar: